Advertisement
Survei IDI: Sudah 168 Dokter Gugur Akibat Covid-19
Seorang dokter mengoperasikan alat bantu pernapasan di ruang ICU Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan sudah 168 dokter yang meninggal akibat menangani Covid-19. Mayoritas dokter yang gugur itu merupakan dokter umum.
Laporan Survei Tim Mitigasi IDI per 20 November 2020 menyebutkan 87 dokter umum. Empat dokter di antaranya merupakan guru besar.
Advertisement
Sementara itu, 79 dokter spesialis dengan enam di antaranya guru besar meninggal dalam tugas pelayanan saat pandemi, sedangkan dua dokter yang meninggal dunia merupakan dokter residen.
Berdasarkan wilayah, jumlah dokter yang meninggal terbanyak tercatat berada di Jawa Timur yakni sebanyak 36 dokter. DKI Jakarta menyusul dengan jumlah dokter yang gugur sebanyak 27 orang.
Selain itu, IDI melaporkan ada 24 dokter yang meninggal di Sumatra Utara, 12 dokter di Jawa Barat, dan 12 lainnya di Jawa Tengah.
Survei itu juga menyebutkan bahwa mayoritas dokter yang meninggal adalah laki-laki dengan persentase 87 persen atau 146 dokter dan sisanya 13 persen atau 22 dokter adalah perempuan.
Dari keseluruhan dokter yang meninggal akibat Covid-19 belum lama ini termasuk di antaranya Ketua Tim Percepatan Partisipasi Masyarakat Penanggulangan Covid-19 PB IDI Andrianto Purnawan yang meninggal dunia pada Rabu (18/11/2020) di RS Soetomo, Surabaya karena Covid-19 pada usia 38 tahun.
Sebelum menjadi Ketua Tim Percepatan Partisipasi Masyarakat Penanggulangan Covid-19 PB IDI, Andrianto yang mengambil spesialisasi bedah saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu tercatat sebagai anggota bidang hubungan lembaga pemerintah dan media massa PB IDI periode 2019-2021.
“Semoga almarhum dan almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga angka ini tidak terus bertambah dan semua rakyat Indonesia diberikan kekuatan dalam melalui pandemi ini,” tulis Tim Mitigasi PB IDI melalui akun instagram, dikutip Selasa (23/11/2020).
Di sisi lain, survei itu juga menyebutkan bahwa dari seluruh dokter yang masih bertugas menangani Covid-19, 85 persen di antaranya mengalami gangguan psikologis. Hal itu lantaran kelelahan hingga taruhan nyawa karena tertular Covid-19 selalu membayangi mereka.
“Kondisi saat ini merupakan masa-masa sangat kritis dan ironis. Karena di saat sistem kesehatan hampir ambruk, pihak pemerintah dan sebagian masyarakat seolah menormalisasi kondisi wabah saat ini dengan membiarkan para nakes mengalami tekanan dan bahkan manambah risiko kematian mereka akibat wabah,” tulis akun instagram @pandemictalks.
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tetap menyadari bahwa virus Corona masih ada, dan berempati kepada para tenaga kesehatan dengan terus menjalanlan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak), serta mengawal pemerintah untuk meningkatkan 3T (testing, tracing, treatment).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Imbas Shutdown, Dana Perumahan Militer AS Dialihkan untuk Gaji Tentara
- Soal Ritel Besar, Kemenko PM Susun Pemerataan Rantai Bisnis yang Adil
- Rumah Tua di Kawasan Pecinan Semarang Kubur 5 Panghuninya, 1 Orang MD
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
Advertisement
Buruh di DIY Tuntut UMP Naik 50 Persen dan Hapus Sistem Kontrak
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Libatkan PNS, Pengedar Vape Narkoba Ditangkap di Batam
- Kecelakaan Beruntun, Mahasiswa Meninggal Dunia di Jalan Imogiri Barat
- Sinau Pancasila Diperluas, Eko Suwanto Dorong Akses Pendidikan
- Dana Desa Bantul 2026 Turun Rp18 Miliar Dibandingkan Tahun Lalu
- YouTube Perbarui Kebijakan Kekerasan Grafis di Gim, Ini Tujuannya
- Banjir di Semarang, KAI Batalkan 16 Perjalanan KA, Ini Daftarnya
- Film Zombie Indonesia Abadi Nan Jaya Puncaki Netflix Global
Advertisement
Advertisement



