Advertisement

Tak Hanya di Indonesia, Seperti Ini Pembatasan Sosial Jelang Lebaran 2020 di Berbagai Negara

Amanda Kusumawardhani
Jum'at, 22 Mei 2020 - 11:17 WIB
Nina Atmasari
Tak Hanya di Indonesia, Seperti Ini Pembatasan Sosial Jelang Lebaran 2020 di Berbagai Negara Peta Timur Tengah - Repro/Google

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Lebaran 2020 tiba di tengah pandemi Corona. Lebaran ini akan disikapi beragam oleh sejumlah negara dengan umat muslim di dunia.

Pasalnya sejumlah negara menerapkan jam malam yang ketat hingga lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Advertisement

Pemerintah di seluruh Timur Tengah misalnya, negara dengan penduduk mayoritas muslim itu telah memperpanjang pemberlakuan karantina wilayah.  Pemberlakuan ini merupakan pengetatan dari aturan sebelumnya. Menjelang liburan Idul Fitri, masyarakat kawasan ini masih diperbolehkan melakukan aktivitas secara terbatas mulai pukul 9 pagi sampai 5 sore waktu setempat. Namun setelah karantina diberlakukan maka pergerakan makin dibatasi.

Imam Besar Arab Saudi Sheikh Abdulaziz al-Sheikh menghimbau masyarakat untuk melakukan shalat Idul Fitri di rumah masing-masing. Biasanya, shalat Idul Fitri dilakukan secara berjamaah di masjid atau di lapangan terbuka dengan jumlah yang besar.

“Sangat dianjurkan untuk melakukan shalat Idul Fitri di rumah di tengah kondisi darurat saat ini,” katanya, dikutip dari DW, Jumat (22/5/2020).

Hingga saat ini, Arab Saudi mencatat jumlah kasus positif Covid-19 lebih dari 59.000 tetapi berhasil menekan angka kematian di level 329 orang.

Tak jauh berbeda, Universitas Al-Azhar di Mesir, sebagai pusat pemikiran Sunni mengeluarkan instruksi yang sama. Dewan Ulama Senior memutuskan bahwa shalat Idul Fitri harus dilakukan di rumah karena tujuan hukum Islam adalah untuk melindungi umat manusia dari semua bahaya.

Pemerintah Mesir juga memperpanjang jam malam untuk Idul FItri menjadi mulai pukul 5 sore hingga 6 pagi waktu lokal. Saat Ramadhan, jam malam dimulai pukul 9  malam.

Perdana Mesir Mostafa Madbouly mengatakan perpanjangan jam malam itu sebagai langkah pencegahan untuk meredam penyebaran virus Corona. Restoran, taman, dan kafe-kafe terkenal di Mesor tetap ditutup saat perayaan Idul Fitri.

Mesir mencatatkan jumlah kasus positif lebih dari 13.000 dengan kematian mencapai 659 orang. Namun, sebuah studi pada Maret lalu memperkirakan jumlah kasus positif lebih besar daripada yang dilaporkan oleh pemerintah.

Pembatasan kegiataan selama Idul Fitri tidak hanya terjadi di Timur Tengah. Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan mengungkapkan lockdown nasional akan tetap berlaku selama Idul Fitri supaya dapat menekan penyebaran virus Corona.

Sedikit berbeda, Iran dan beberapa negara lainnya telah mempratekkan pemberlakukan jam malam atau karantina wilayah lebih longgar meski tetap harus memperhatikan aturan-aturan pembatasan sosial.

Kegiatan ibadah di Jerman masih dipeerbolehkan, tetapi Dewan Koordinasi Muslim menginstruksikan masjid-masjid tersebut untuk mempraktekkan praktek jaga jarak ketika melakukan ibadah.

 Institusi keagamaan lainnya di Jerman, Dewan Pusat Muslim di Jerman merekomendasikan seua masjid untuk menunda kegiatan keagamaan yang memicu perkumpulan yakni salah Jumat dan perayaan keagamaan lainnya.

“Ini adalah kewajiban kami sebagai umat muslim untuk mematuhi peraturan demi keselamatan semua umat selama pandemi ini,” jelas Ketua Dewan Pusat Muslim Aiman Mazyek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Viral Balon Udara Tiba-tiba Mendarat di Runway Bandara YIA

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement