Advertisement
Sekolah di Jawa Tengah Dilarang Menggaji Guru Honorer di Bawah Rp300.000

Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG--Sekolah di Jawa Tengah dilarang menggaji guru honorer di bawah Rp300.000 per bulan.
Seluruh bupati/wali kota di Jawa Tengah diinstruksikan menepati gaji guru honorer. Selain itu, seluruh sekolah swasta di bawah kelola yayasan melakukan hal sama, sebab jika menolak akan mendapat sanksi hingga pencabutan izin operasional.
Advertisement
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan semestinya guru honorer yang mengabdi di sekolah negeri menerima upah sesuai UMK. Untuk guru honorer SMA, SMK, maupun SLB yang dikelola Pemprov sudah mendapatkan hak itu, namun untuk SMP dan SD yang dikelola Pemkab atau Pemkot belum seluruhnya menepati itu.
"Malu dong kalau kita mewajibkan swasta menggaji sesuai UMK sementara kita tidak melakukan," kata Ganjar, Minggu (8/12/2109).
Di hadapan anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) se- Jawa Tengah, di puncak peringatan Hari Guru Nasional, di Balairung Universitas PGRI Semarang, Ganjar kembali menyebut tentang pemenuhan hak para guru. Kepada ribuan guru yang hadir, Ganjar menanyakan perlukah guru-guru sekolah swasta mendapatkan perlakuan serupa?
"Perlukah yayasan menggaji guru minimal UMK? Kalau tidak, tidak kita beri izin," kata Ganjar.
Sementara agar kabupaten dan kota melaksanakan instruksi tersebut, Ganjar bakal mengawal penganggaran pendidikan di kabupaten maupun kota. Ganjar menegaskan kalaupun tidak bisa memenuhi sampai UMK, setidaknya gaji guru honorer tidak hanya sebesar Rp300.000 atau Rp400.000.
"Kami akan bicara dengan Kemendikbud, Kemenpan, dan Kemendagri agar mengawal penganggaran dari kabupaten untuk bisa memenuhi itu," katanya.
Pengawasan gaji guru baik sekolah negeri maupun swasta tersebut masuk salah satu bahan evaluasi sekolah. Untuk evaluasi tersebut, Ganjar mengatakan akan menjalin kerjasama dengan PGRI Jawa Tengah.
"Setiap hari saya debat dengan buruh soal Kebutuhan Hidup Layak (dasar penetapan UMK). Lha ini masih ada guru gajinya kok jauh di bawah buruh. Sesudah itu, kita bicara guru sebagai penggerak bangsa. Kan lucu," kata Ganjar.
Dengan menggandeng organisasi guru tersebut Ganjar berharap perbaikan sistem pendidikan di Jawa Tengah semakin menunjukkan tren positif. Selain itu Ganjar juga mengatakan sudah semestinya dunia pendidikan, di Jawa Tengah khususnya memiliki big data.
"Maka dari itu perlu disiapkan sistem informasi sekolah yang mendata jumlah sekolah, guru, siswa dan fasilitasnya. Termasuk perkembangan pendidikan setiap tahun. Jadi semua bisa dibaca di situ," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement