Advertisement
Pakar Bahasa Jelaskan Makna Celana Cingkrang, Bukan Celana di Atas Mata Kaki!
Sabtu, 02 November 2019 - 22:17 WIB
Nina Atmasari

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Wacana pengaturan aparatur sipil negara mengenakan cadar dan celana cingkrang oleh Menteri Agama Fachrul Razi menjadi polemik. Pakar Bahasa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Hilmi Akmal angkat bicara mengenai polemik tersebut.
Dia menyebutkan bahwa celana cingkrang tidak ada kaitannya sama sekali dengan radikalisme di Indonesia.
Hilmi mengatakan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), celana cingkrang memiliki arti terlalu pendek, tapi masyarakat dan Menteri Agama sudah salah kaprah menilai celana cingkrang tersebut.
"Jadi bila celana cingkrang itu dimaknai sebagai celana panjang yang ujungnya menggantung di atas mata kaki, maka itu tidak dapat dibenarkan bila melihat definisi dari KBBI," tuturnya kepada Bisnis, Sabtu (2/11).
Menurutnya, makna celana cingkrang yang paling tepat ditafsirkan itu sebagai celana yang terlalu pendek. Bahkan, dia menilai celana cingkrang itu lebih pendek lagi dari celana pendek.
"Mungkin di dalam dunia fesyen itu disebut dengan celana hot pants atau celana pendek yang ujungnya semakin jauh di atas lutut dan mendekati area (maaf) selangkangan," katanya.
Hilmi menegaskan bahwa tidak ada satupun orang yang terpapar radikalisme menggunakan celana hot pants sepanjang sejarah radikalisme di Tanah Air.
"Apa ada orang yang terpapar radikalisme itu pakai celana hot pants yang terlalu pendek alias celana cingkrang itu, saya rasa tidak pernah ada," ujarnya.
Bahkan, menurutnya, ada juga beberapa orang yang menyebutkan celana yang menggantung di atas mata kaki itu sebagai celana sirwal. Namun, Hilmi menegaskan hal itu belum tepat, karena sirwal sendiri adalah bahasa Arab untuk celana dari kata awalnya sirwalun.
"Jadi celana sirwal ya artinya celana celana. Itu menggelikan maknanya," tutur Hilmi.
Dia menyarankan agar Pemerintah menggunakan bahasa celana suro (sunnah rosul) untuk celana yang menggantung di atas mata kaki. Bukan lagi celana cingkrang, karena maknanya sangat jauh berbeda.
"Menurut saya, karena celana model seperti itu mengikuti sunah Rasulullah dalam berpakaian, mengapa tidak disebut saja sebagai celana suro, celana sunnah rosul," sarannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Wisata
| Senin, 13 Oktober 2025, 10:37 WIB
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata Hari Ini
- 3 Raperda Inisiatif DPRD Gunungkidul Mulai Dibahas, Begini Tahapannya
- Jadwal Bus Sinar Jaya ke Pantai Baron dan Parangtritis
- Jadwal SIM Corner Jogja Mall City dan Ramai Mal Malioboro Sabtu Ini
- Cek Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS, Galeri24 Naik Lagi
- Hasil PSG Vs Strasbourg, Skor 3-3, Les Parisiens Gagal Menang
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 18 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement