Advertisement
Cari Dana untuk Bangun Ibu Kota Baru, Pemerintah Ogah Jual Aset ke Swasta
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan kepada pers mengenai pembahasan rencana pemindahan Ibu Kota Negara, di Jakarta, Selasa (30/4/2019). - ANTARA/Aditya Pradana Putra
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah mulai memikirkan sumber dana untuk pembiayaan pembangunan ibu kota baru.
Pemerintah memilih untuk memanfaatkan aset yang ditinggalkan untuk mendorong pembiayaan ibu kota baru ketimbang menjual aset meski imbal hasil yang diberikan cukup besar.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, sumber pendanaan bagi pembangunan ibu kota bisa mengandalkan pemanfaatan barang milik negara (BMN).
Advertisement
Dia memprakirakan aset BMN di Indonesia bisa lebih besar dari Rp6.000 triliun. Hal ini setelah banyak BMN dievaluasi kembali kisaran nilai pun mengalami kenaikan Rp1.800 triliun.
"Nanti yang berbentuk properti tanah bangunan di seluruh Indonesia kita dari Rp1.700 triliun, tiba-tiba dapat Rp5.500 triliun-Rp.6000 triliun dari hasil kita revaluasi," paparnya di Kantor Bappenas, Senin (16/9/2019).
BACA JUGA
Isa tak menampik untuk membiayai pembangunan ibu kota baru misalnya bisa dengan cara menjual aset gedung perwakilan rakyat di Senayan yang prakiraan harganya mencapai Rp385 triliun. Apalagi, proyeksi kebutuhan anggaran untuk ibu kota di Kalimantan Timur ini hanya sekitar Rp466 triliun.
"Kalau mau jual juga bisa tetapi kami tak mau sembarangan menjual aset," kata Isa.
Dia menyebut ada sejumlah alasan pemerintah tak akan menjual aset kepada swasta. Pertama, ada nilai jangka panjang yang bagus untuk dimanfaatkan untuk penerimaan negara sendiri.
Kedua, secara historis, tidak semua aset negara bisa dijual. Oleh sebab itu, untuk mendorong diperlukan upaya merevitalisasi DKI Jakarta agar bisa menarik minat investor dan pihak swasta memanfaatkan aset negara. Ketiga, jika melakukan skema penjualan aset langsung, pemerintah membutuhkan persetujuan DPR-RI berapa pun nilainya.
"Jadi dalam membangun ibu kota ini bukan mengandalkan APBN yang konvensional, kami akan memanfaatkan penerimaan BMN, kita kerjasamakan, sehingga kita mendapatkan revenue," jelasnya.
Dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Isa melihat ada ketersediaan pembiayaan atau availability payment.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Siswa SMKN 2 Depok Teliti Gunung Gamping yang Tergerus
- Jadwal SIM Keliling Jogja Senin 15 Desember 2025
- Daftar Wilayah Bantul Terdampak Pemadaman Listrik Senin 15 Desember
- Jadwal DAMRI Jogja ke Bandara YIA Senin 15 Desember 2025
- Libur Nataru, Penumpang Pesawat Diproyeksi Tembus 5 Juta
- Jembatan Bailey Teupin Mane Aceh Kembali Bisa Dilalui
- 500 Mahasiswa Dapat Beasiswa Kuliah dari Bupati Magelang
Advertisement
Advertisement




