Advertisement
Aktivitas Gunung Api di Indonesia Meningkat Signifikan Selama Juli
Warga melihat pemandangan Gunung Merapi di kawasan Magelang, Jawa Tengah, Kamis (20/6/2019). - Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Aktivitas sejumlah gunung api di Indonesia meningkat di luar batas normal selama Juli 2019. Beberapa gunung api tersebut yaitu Tangkuban Parahu di Jawa Barat, Karangetang di Sulawesi Utara, Merapi di DIYdan Jawa Tengah serta Kerinci di Jambi dan Sumatra Barat.
Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana mengatakan aktivitas gunung api tersebut meningkat signifikan pada bulan dibandingkan dengan biasanya.
Advertisement
Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu cenderung fluktuatif dan tidak stabil. Dia memperkirakan gunung ini masih berpotensi terjadi erupsi. "Adanya potensi bahaya berupa jatuhan tephra termasuk lontaran batu, hujan abu dan gas beracun," katanya di Graha BNPB, Rabu (31/7/2019).
Masyarakat diminta agar tidak mendekati kawah yang ada di puncak dalam radius 500 meter dari kawah aktif tersebut. Hingga kini PVMBG masih menetapkan gunung ini di level I atau normal.
.jpg)
Warga mengabadikan erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang tampak dari Mekarwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (26/7/2019). Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu mencatat, Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi dengan tinggi kolom kurang lebih 200 meter dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi lima menit 30 detik./Antara-Raisan Al Farisi
Sementara itu, Gunung Karangetan, Sulawesi Utara hingga kini berstatus Level III atau siaga. Menurutnya aktivitas kegempaan gunung ini cenderung meningkat dalam dua minggu terakhir. Diketahui aktifitasnya tak stabil. Karangetang juga masih berpotensi mengalami erupsi.
Masyarakat diminta menghindari gunung ini dari radius 2,5 kilometer dari pusat kawah utama dan kawah dua dan sektoral ke arag baratlaut - utara sejauh 4 kilometer yaitu wilayah antara Kali Batuere dan Kali Saboang. Antisipasi ini untuk menghindari adanya lontaran material seperti lava pijar, aliran atau guguran lava, awan panas guguran dan aliran lahar hujan.
Gunung Merapi juga sempat mengalami aktivitas signifikan bulan ini hingga berstatus Level 2 atau Waspada. Aktifitas kegempaan gunung ini masih didominasi dengan gempa guguran dan embusan. Awan panas juga masih terjadi di gunung ini.
Atas status tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan dalam radius 3 kilometer. Jika terjadi erupsi disertai hujan abu, warga sekitar diminta untuk menggunakan pelindung hidung, mulut dan pelindung mata serta mewaspadai aliran lahar.
Devi mengatakan terdapat 127 gunung api di Indonesia. Jumlah ini menjadikan RI sebagai negara dengan gunung terbanyak di dunia, erupsi paling banyak dan korban paling banyak di dunia. "Ada sekitar 4 juta masyarakat tinggal di daerah rawan bencana," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- BMKG Prediksi Hujan di Sejumlah Wilayah DIY Sabtu 20 Desember 2025
- Keraton Jogja Memperkuat Tertib Administrasi Tanah Kasultanan
- Dari Lahan Sempit, Warga Jogja Kembangkan Usaha Ternak Tikus Mencit
- Siswa dari 106 Kabupaten di 27 Provinsi Daftar SMA Kolese De Britto
- UII Peduli, Tim Medis FK UII Bantu Korban Bencana di Tapanuli
- 2 Jaksa Kejari Hulu Sungai Utara Diduga Memeras, Ini Jumlahnya
- Harga Emas Antam Naik Rp8.000 per Gram pada Sabtu 20 Desember 2025
Advertisement
Advertisement




