Advertisement
Polemik Mahfud MD Soal Kemenangan Prabowo-Sandi di Provinsi Garis Keras, Ini Kata Pengamat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengomentari adalah polemik yang bersumber dari pernyataan pakar hukum tata negara Mahfud MD terkait kemenangan paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga di "provinsi garis keras".
Menurutnya, moncernya suara Prabowo-Sandi di beberapa "provinsi garis keras" itu sebenarnya karena pengaruh tokoh agama lokal.
"Ulama, kiai, dan ustaz di daerah, merupakan salah satu instrumen signifikan yang memberikan dampak positif bagi elektabilitas capres. Tapi penyebutan 'provinsi garis keras' tidak tepat dan cenderung tak berdasar," jelas Adi kepada Bisnis/JIBI, Rabu (1/5/2019).
Sebab itulah, Adi cenderung mengklasifikasi dasar penjelasan daerah yang didominasi Prabowo-Sandiaga, lebih tepat jika disebut tempat kuatnya peran ulama lokal dari daerah tersebut.
Misalnya, Aa Gym dari Jawa Barat, ustaz Abdul Somad yang merupakan akademisi UIN Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, ustaz Adi Hidayat dari Banten, Tengku Zulkarnain yang lahir di Medan, ustaz Arifin Ilham di Kalimantan Selatan, serta ulama-ulama lokal Aceh dan provinsi lain yang kerap disebut 'Zona Hijau'.
"Orang yang memilih capres karena alasan agama bukan pemilih garis keras. Dalam politik disebut sebagai pemilih sosiologis. Sebutan provinsi garis keras justru memantik kegaduhan baru," tambah pria yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.
Oleh sebab itu, Adi berpendapat jangan sampai pengaruh ulama ini disalahgunakan dengan rekomendasi yang memantik emosi rakyat lewat ceramah, atau diskusi bertajuk Ijtima Ulama 3. Terlebih, pemungutan suara telah usai, tinggal menunggu pengumuman resmi dari KPU pada 22 Mei 2019.
"Ijtima Ulama 3 ini merupakan kumpulan umat Islam yang menengarai pemilu curang. Tinggal laporkan saja ke Bawaslu, nantinya tak usah people power dan lain-lain, lah," tambahnya.
Sementara itu, Mahfud MD telah menyatakan klarifikasi dan meminta maaf terkait pernyataannya tersebut lewat media massa dan akun Twitter resminya.
Mahfud menjelaskan bahwa istilah garis keras atau hard liner yang dimaksudnya, yaitu sikap yang kokoh dan tak mau kompromi dengan pandangan yang tidak sejalan dengan prinsip.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis/JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Platform MBG Watch Catat 146 Laporan, Mayoritas Kasus Keracunan
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Sekjen FAM Datuk Noor Azman Ditangguhkan Imbas Kasus 7 Pemain Malaysia
- Nusron: Sertipikasi Tanah Wakaf Tanggung Jawab Bersama
- Dokter Kulit Sarankan Mandi 1-2 Kali Sehari Cukup di Cuaca Ekstrem
- 2 Pemain Sriwijaya Dikartu Merah, Persekat Menang Lewat Gol Eduard
- Starting XI Persib Bandung vs PSBS Biak: Hodak Pasang Skuad Inti
- Sultan HB X: Dapur Tak Mampu Produksi 3.000 Porsi MBG
- Grand Mercure and Ibis Tawarkan Paket MICE 2025 di Jogja
Advertisement
Advertisement