Advertisement

Menristekdikti: Mahasiswa Penerima Bidikmisi Tak Boleh Minder

Denis Riantiza Meilanova
Senin, 08 April 2019 - 07:37 WIB
Budi Cahyana
Menristekdikti: Mahasiswa Penerima Bidikmisi Tak Boleh Minder Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyampaikan kuliah umum dengan tema "Peningkatan Softskill Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 di Universitas Jember, Jember, Minggu (7/4/2019). - JIBI/Bisnis Indonesia/Denis Riantiza M

Advertisement

Harianjogja.com, JEMBER — Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memberikan kuliah umum kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dari perguruan tinggi negeri dan swasta Jawa Timur di Universitas Jember.

Melalui kuliah umum bertajuk "Peningkatan Softskill Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0" , Nasir mendorong mahasiswa penerima Bidikmisi harus menjadi mahasiswa "PKB" untuk sukses. "PKB" dalam bahasa Jawa singkatan dari pinter, kendel, dan bener (pintar, berani, dan benar).

Advertisement

"Anak Bidikmisi biasanya pinter sudah, kendel-nya belum. Pinter enggak kendel, pengangguran yang akan terjadi," ujar Nasir, Minggu (7/4/2019).

Menurutnya, mahasiswa penerima Bidikmisi memiliki potensi yang sama dengan mahasiswa lainnya untuk sukses. Keterbatasan kemampuan finansial penerima Bidikmisi, kata Nasir, tidak boleh membuat mahasiswa minder dan putus asa.

Dia kemudian menyebutkan beberapa contoh mahasiswa Bidikmisi yang sudah berhasil, salah satunya Ulfa Nurjannah dari Universitas Semarang yang sukses mengembangkan bisnis cumi krispi dengan omzet rata-rata Rp90 juta per bulan.

"Keberhasilan itu anak muda yang risk taker-nya tinggi. Harus tancapkan 'PKB' dalam otak kita untuk sukses," katanya.

Nasir menuturkan tahun ini pemerintah telah meningkatkan kuota Bidikmisi dari 90 ribu tahun lalu menjadi 130 ribu pada 2019. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik dengan memberi kesempatan pendidikan tinggi bagi masyarakat tidak mampu.

"Pemerintah ingin mendorong Indonesia bersaing di kelas dunia untuk memanfaatkan bonus demografi. Apabila punya penduduk yang kualitasnya kurang baik ini akan jadi malapetaka," kata Nasir.

"Kalau orang makin pinter itu mampu gerakkan ekonomi. Orang yang punya pendidikan tinggi punya inovasi lebih baik."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 06:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement