Advertisement
Simpan 60 Lembar Uang Palsu Warga Pucangan Kartasura Ditangkap
Advertisement
Harianjogja.com, SUKOHARJO -- Petugas Polres Sukoharjo menangkap Suyadi, warga RT 002/RW 013, Dusun/Desa Pucangan, Kartasura, lantaran menyimpan palsu sebanyak 60 lembar pecahan Rp100.000. Suyadi ditangkap saat melintas di Jalan Raya Pajang Desa Makamhaji pada 14 Februari 2019.
Informasi yang dihimpun, Suyadi mendapatkan uang palsu itu dari Iskandar, warga Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Awalnya, Suyadi memiliki piutang terhadap Iskandar senilai Rp50 juta. Pada Mei 2018, Suyadi meminta agar Iskandar segera membayar utangnya. Kala itu, Iskandar memberi uang pecahan Rp100.000 senilai Rp6 juta.
Advertisement
Beberapa hari kemudian, Suyadi membawa uang itu ke mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Dia hendak melakukan transaksi setoran tunai di mesin ATM. Dia telah memasukkan sebagian uang ke mesin ATM namun ditolak.
Setelah diamati secara seksama ternyata uang yang diberikan Iskandar itu palsu. Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi, mengatakan polisi menangkap Suyadi saat operasi cipta kondisi di Jalan Raya Pajang, Makamhaji, Kartasura. Kala itu, petugas mendapati Suyadi membawa uang palsu berupa 60 lembar pecahan Rp100.000.
BACA JUGA
“Pelaku memiliki dan menyimpan uang palsu yang didapat dari Iskandar. Keduanya memiliki hubungan utang piutang,” kata dia di sela-sela gelar tersangka dan barang bukti di Mapolres Sukoharjo, Kamis (28/2/2019).
Berdasarkan hasil penyelidikan, Suyadi belum mengedarkan dan hanya menyimpanuang palsu itu. Sementara polisi masih memburu Iskandar yang menghilang sebelum Suyadi tertangkap. Kapolres belum dapat menyampaikan secara detail lokasi pembuatan uang palsu itu sebelum menangkap Iskandar.
Kapolres langsung berkoordinasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo ihwal pengungkapan uang palsu itu. “Barang bukti yang disita dari tersangka berupa 60 lembar uang palsu pecahan Rp100.000. Sementara pelaku dijerat Pasal 245 KUHP tentang Menyimpan dan Mengedarkan Uang Palsu dengan ancaman hukuman maksimal selama 15 tahun penjara,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Tim Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi (SPPURLA) Kantor Perwakilan BI Solo, Bakti Artanta, mengatakan bentuk fisik uang palsu itu jauh berbeda dari aslinya. Tidak ada benang pengaman yang tertanam dalam kertas.
Bakti menyampaikan uang palsu itu dapat dikenali dengan dilihat, diterawang, dan diraba. “Pada 2018, ada kasus serupa yang terjadi di Karanganyar. Kami selalu melakukan sosialisasi pengawasan peredaran uang di perusahaan, sekolah maupun perguruan tinggi,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pastikan Stok Aman, Sleman Tambah 169.000 Tabung LPG 3 Kg
Advertisement
Menyusuri Sungai Sekonyer, Gerbang Wisata Orang Utan Tanjung Puting
Advertisement
Berita Populer
- Resep Shabu-Shabu Jepang Praktis untuk Menu Tahun Baru 2026
- Volume Sampah Jogja Naik 50 Persen saat Libur Nataru
- Persebaya Waspadai Persijap pada Laga Tunda Super League
- Dua Awan Panas Guguran Terjadi di Merapi, Aktivitas Tetap Aman
- Rusia Minta AS Menahan Diri di Tengah Risiko Konflik Nuklir
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Timnas Futsal U-19 Indonesia ke Final Seusai Hajar Vietnam 7-3
Advertisement
Advertisement



