Advertisement

Ketika Kabupaten & Kota di DIY Ingin Saingi Bali, Bantul Belum Siap

Tim Harian Jogja
Senin, 25 Februari 2019 - 18:35 WIB
Budi Cahyana
Ketika Kabupaten & Kota di DIY Ingin Saingi Bali, Bantul Belum Siap Objek wisata Pantai Glagah, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Minggu (6/1/2019). - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Sejumlah kabupaten di DIY sudah menyiapkan berbagai objek wisata untuk menyambut kedatangan wisatawan menyusul beroperasinya New Yogyakarta International Airport (NYIA). Destinasi pelesiran dipoles agar DIY bisa mennyaingi Bali. Namun, Kabupaten Bantul masih adem ayem.

NYIA diperkirakan akan mendorong lonjakan wisatawan mancanegara ke DIY. Sejumlah maskapai asing sudah menjajaki penerbangan langsung ke Jogja. Bahkan, pemerintah Australia menyatakan akan menjadikan DIY sebagai tujuan utama wisatawan Negeri Kanguru menggantikan Bali.

Advertisement

Sebagai sahibulbait, Kulonprogo sudah mempersiapkan objek wisata unggulan.

Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Niken Probo Laras mengatakan di wilayahnya ada sembilan objek wisata yang dikelola oleh Dispar. Dalam menyambut adanya Bandara NYIA, Dispar mempersiapkan peningkatan kualitas wisata dan penataan kawasan.

“Pada dasarnya semua objek wisata disiapkan. Tapi yang paling strategis yaitu di Perbukitan Menoreh. Diharapkan lewat Bedah Menoreh bisa menghubungkan Bandara baru [NYIA] menuju Borobudur. Karena Borobudur jadi salah satu dari 10 Bali baru,” katanya kepada Harian Jogja, Jumat (22/2/2019).

Objek wisata yang dikelola Dispar Kulonprogo meliputi Wisata Alam Nglinggo, Wisata Alam Tritis, Gua Kiskendo, Puncak Suroloyo, Pantai Glagah, Pantai Trisik, Pantai Congot, Waduk Sermo, dan Kawasan Kalibiru, Pule Payung, dan Canting Mas.

Selain Perbukitan Menoreh, Dispar juga mempersiapkan penataan kawasan wisata pantai di sekitar Bandara NYIA. “Kami sudah menyelesaikan DED [Detail Engineering Design] untuk Kawasan Pantai Glagah. Karena kami ingin juga pantai di sekitaran bandara itu tertata,” ujarnya.

Menurut Niken, sejumlah infrastuktur juga dibangun guna membuka akses objek wisata andalan. Salah satu unggulan di Perbukitan Menoreh,yaitu Desa Wisata Nglinggo.

“Untuk Nglinggo sudah dibuat gardu pandang dilengkapi juga teleskop untuk melihat gunung-gunung dan pemandangan menuju Borobudur,” kata Niken.

Selain itu, Dispar Kulonprogo juga bekerja sama dengan pengelola travel melalui Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) untuk membuat paket wisata khusus di Kulonprogo.

Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata Kulonprogo, Nur Budhi Puji Wibowo mengatakan di Kulonprogo masih banyak objek wisata yang dikelola oleh desa wisata.

“Tahun lalu, Pemkab menerima PAD dari sembilan objek wisata itu sebesar Rp15,4 miliar,” ujar Budhi.

Total kunjungan wisata ke Kulonprogo pada 2018 mencapai sekitar 866.000 kunjungan wisata.

Pantai

Pemkab Gunungkidul akan mengandalkan wisata pantai untuk menggaet wisatawan. Pasalnya, hanya di Gunungkidul yang mempunyai pantai dengan pasir putih.

“Gunungkidul memiliki potensi pantai dan wisata susur gua, selain itu keunikan yang dimiliki di sini adalah karst Gunung Sewu maupun embung,” ujarnya Sekretaris Dinas Pariwisata (Dinpar) Gunungkidul, Harry Sukmono kepada Harian Jogja, Minggu (24/2/2019)

Pembagian pantai di Gunungkidul berdasarkan karakteristik masing-masing. “Maksudnya adalah semua objek wisata pantai dikembangkan sesuai dengan karakteristiknya,” katanya.

Dia memberi contoh terdapat enam Kawasan Strategis Pariwisata (KSP), KSP I dengan mendukung wisata budaya meliputi Pantai Watu Gupit sebagai kawasan wisata berbasis relaksasi dan petualangan, Pantai Gesing sebagai kawasan wisata berbasis pendaratan ikan, dan Pantai Ngobaran kawasan pantai berbasis budaya serta agama.

KSP II dengan dukungan wisata kuliner meliputi Pantai Baron dan Pantai Drini. Adapun Pantai Pulang Sawal dan Pantai Sepanjang sebagai kawasan wisata keluarga. Akses menuju berbagai tempat wisata di Gunungkidul sudah bagus. Kepala Seksi (Kasi) Promosi dan Informasi Dinpar Gunungkidul, Purnomo Sumardamto menyatakan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sudah cukup baik untuk mendukung pariwisata. “Sebagai contoh wisatawan yang membeli oleh-oleh di Nglanggeran akan mendapat informasi destinasi wisata lain atau beli tiwul Yu Tum,” ujar Damto, sapaan akrabnya.

Penawaran paket wisata live in sudah diterapkan di objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Di sana sudah ada paket wisata mulai menginap dua hari satu malam maupun dua hari tiga malam dengan mengelilingi desa wisata yang ada. Paket ini ditawarkan untuk memperpanjang lama tinggal wisatawan di DIY.

Kabid Layanan Informatika Diskominfo Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, mengatakan akan ada tiga objek wisata yang dipasangi wifi tahun ini. Ia menargetkan seluruh desa di Gunungkidul tersambung jaringan wifi sampai akhir tahun.

“Saat ini sudah ada 40 desa yang terpasang Internet gratis dengan fasilitas wifi gratis. Kami targetkan tahun ini 144 desa di Kabupaten Gunungkidul sudah bisa mengakses layanan tersebut.”

Wisata Unggulan

Kepala Dispar Sleman Sudarningsih mengatakan setidaknya ada sekitar 30-40 objek wisata yang ada di Sleman, mulai dari pemandangan alam, warisan arkeologi, lereng Merapi, keragaman seni budaya, hingga wisata minat khusus.

“Wisata erupsi Merapi, Lava Bantal, dan Tebing Breksi merupakan wisata unggulan, apalagi Lava Bantal dan Tebing Breksi merupakan destinasi wisata yang memenangkan penghargaan destinasi wisata baru terpopuler tahun lalu,” kata dia, Kamis (21/2/2019).

Semua objek wisata yang ada di Sleman sudah dilengkapi dengan fasilitas mulai dari toilet hingga tempat parkir. Namun, belum semua objek wisata memiliki wifi.

“Pada 2019 ini, Dispar Sleman memperoleh dana alokasi khusus [DAK] dari Kemenpar senilai Rp3,2 miliar. Selama ini, kami juga berusaha untuk memperbaiki infrastruktur menuju objek wisata, Diseputaran gardu pandang kaliurang, kami berupaya untuk memperbaiki tempat parkir, landscape, taman, dan kios-kios kulinernya,” ujar dia.

Selain itu, kata dia, pada 2018 lalu, Dispar Sleman juga memperoleh anggaran dari Kementrian Pekerjaan Umum Satker DIY senilai Rp7 miliar. Dana itu diberikan untuk untuk pengembangan infrastruktur wilayah Prambanan, sebab, Prambanan merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Sudarningsih mengatakan hanya wilayah Kaliurang dan Prambanan yang sudah bisa diakses dengan transportasi umum. Objek wisata lainnya, bisa dijangkau masih membutuhkan moda transportasi satelit.

“Kami sudah melakukan kajian dengan Pustral [Pusat Studi Transportasi dan Logistik] UGM untuk mengadakan transportasi umum yang menghubungkan Prambanan dan Kaliurang, 2019 ini insyallah sudah ada, meskipun baru satu bus dulu,” ujar dia.

Kota Jogja mengandalkan kampung wisata untuk menarik wisatawan asing sekaligus meningkatkan length of stay (LOS) atau lama tinggal wisatawan.

Sekretaris Dispar Kota Jogja, Yetty Martanti mengungkapkan kampung wisata sebagai salah satu wisata alternatif, menawarkan beragam hal yang berbeda dan bernilai edukasi kepada wisatawan. Di kampung wisata, para pengunjung bisa melihat sesuatu, merasakan, misalnya belajar membatik, belajar menatah wayang dan mempelajari kehidupan warga di sekitar kampung wisata.

Belum Siap

Hanya Kabupaten Bantul yang belum siap menerima lonjakan wisatawan asing.

Kepala Dispar Bantul, Kwintarto Heru Prabowo menyatakan sarana prasarana pendukung berstandar internasional belum memadai sehingga kabupaten ini belum siap juga menerima lonjakan wisatawan mancanegara dalam tahun ini.

Ia menyadari Bantul akan menjadi wilayah yang dilintasi wisatawan mancanegara seiring beroperasinya NYIA. Namun penataan pesisir selatan sampai sekarang belum selesai.

“Kami masih dalam proses penataan tahun ini dan belum selesai,” kata Kwintarto, Jumat (22/2/2019) pekan lalu.

Penataan objek wisata salah satunya dilakukan di Parangtritis. Dispar tengah mempersiapkan olahraga selancar. Bersamaan dengan itu juga menyiapkan perahu berikut tambatan perahu untuk wisata Laguna Depok, dan olahraga kedirgantaraan di sekitar Pantai Depok.

Kwintarto berharap sarana olahraga-olahraga itu dapat menarik minat wisatawan asing untuk datang ke Bantul. Tidak hanya sarana dan prasarana, tetapi atraksi wisata juga akan dikembangkan di setiap objek wisata.

“Atraksi wisata tidak hanya kesenian lokal, tetapi juga konser musik jazz di pinggir pantai,” kata dia.

Kwintarto mengatakan sudah ada sejumlah objek wisata yang siap menerima wisatawan asing, yakni objek wisata yang dikelola oleh masyarakat, seperti desa wisata di Mangunan dan Dlingo, Desa Wisata Kasongan, dan Desa Wisata Manding.

Soal paket wisata di Bantul, ia mengaku belum banyak yang ditawarkan oleh sejumlah agen wisata, terutama untuk wisatawan asing. Kebanyakan paket wisata untuk wisatawan mancanegara tidak jauh dari Borobudur dan Prambanan.

Dispar Bantul juga akan menggandeng Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Asita untuk menawarkan paket-paket wisata di Bantul.

Bukan hanya objek wisata yang ditawarkan, kisah-kisah di balik objek wisata, mialnya tentang sejarah Pangeran Diponegoro di Gua Selarong, sejarah Kerajaan Mataram. Ada sejarah Kraton di Pleret, dan juga makam raja-raja Mataram.

Selain itu, ada juga pabrik gula Madukismo, Bendung Kamijoro yang dibangun zaman Belanda. “Kami masih berupaya mengemas potensi wisata sejarah ini,” kata dia.

Kwintarto menyatakan penataan wilayah Pantai Baros yang digadang-gadang mirip Pattaya di Thailand belum bisa dijalankan dalam dua tahun ke depan ini. Namun proyek tersebut mulai dikerjakan secara bertahap sambil menunggu investor.

Ia memprediksi wilayah Baros mulai ramai setelah jembatan Kretek II yang menghubungkan ke kawasan Parangtritis selesai.

Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul, Annihayah menambahkan sejumlah fasilitas pendukung di objek wisata mulai dilengkapi. Di utara Pantai Depok, di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) sudah dibangun pusat informasi wisata, dan pusat kuliner. “Desa-desa wisata juga mulai melengkapi fasilitas pendukung berupa toilet internasional bantuan dari Pemda DIY,” kata dia.

Paket wisata yang sudah menyiapkan ada di desa-desa wisata, salah satunya menawarkan paket wisata Prambanan-Kraton-Malioboro-Parangtritis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Puluhan Kilogram Bahan Baku Petasan Disita Polres Bantul

Bantul
| Kamis, 28 Maret 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement