Advertisement
Survei LIPI: Identitas Agama Belum Pengaruhi Pilihan Politik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Hasil survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan persentase dukungan masyarakat muslim terhadap kepala daerah sesama muslim cukup tinggi.
Namun dalam derajat tertentu identitas agama belum sepenuhnya mempengaruhi pilihan politik.
Advertisement
"Atas dasar agama, presentase dukungan masyarakat muslim terhadap kepala daerah sesama muslim cukup tinggi, namun dalam derajat tertentu identitas agama tersebut belum sepenuhnya mempengaruhi pilihan politik," kata Koordinator Tim Penelitian Prioritas Nasional LIPI 2018, Sarah Nuraini Siregar di Kantor LIPI, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Dalam penelitian LIPI, representasi agama dan pengaruh religiusitas dalam pilihan politik termasuk dalam perilaku pemilih, termasuk kecenderungan pemilih milenial.
Menurut dia, representasi agama seorang pemilih dalam memilih calon legislatif ataupun kepala daerah yang seagama menunjukkan sangat penting. Mereka berada dalam ruang identitas agama yang sama.
"Namun dukungan masyarakat terhadap parpol Islam cenderung rendah," katanya.
Sementara itu, dia mengatakan terkait pemilih milenial, jumlahnya cukup signifikan yaitu 80 juta atau 35-40 persen dari jumlah pemilih yaitu 185 juta.
Dia mengatakan kecenderungan pemilih milenial akan rasional dan mau berpartisipasi dalam pemilu.
"Dampaknya mereka akan menjadi modal penting karena mereka akan gunakan hak pilihnya," ujarnya.
Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengatakan survei LIPI itu menunjukkan bahwa titik tekan masyarakat saat ini sebetulnya bukan ke selera parpol Islam.
Namun dia menilai bagaimana preferensi politik tidak hanya selalu pada persoalan basis agama. Misalnya pertimbangan-pertimbangan yang lebih gramatik dan rekam jejak turut tercampur.
"Akibat akumulasi pertimbangan itu, maka seringkali kalau akhirnya mengatasnamakan parpol Islam belum sangat atraktif bagi masyarakat banyak," katanya.
Dia juga tidak setuju kalau ada masyarakat yang memilih parpol Islam lalu dikatakan irasional karena ada berbagai pertimbangan. Dalam konteks politik identitas, seorang memilih calon atas dasar agama dengan tujuan orang tersebut akomodatif atas kepentingan agamanya, dan itu pilihan rasional.
Namun di sisi lain, menurut dia, ada sisi irasional dalam politik Indonesia, yaitu ketika ada parpol yang banyak kadernya tersangkut kasus korupsi, namun suaranya tetap banyak sehingga memiliki perwakilan di parlemen.
Survei publik LIPI dilakukan di 34 provinsi dengan melibatkan 2.100 responden. Sedangkan survei ahli dilakukan di 11 provinsi dengan melibatkan 145 ahli.
Untuk riset kualitatif dan pengumpulan data dilakukan di tujuh provinsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Muncul Wacana Pilihan Lurah di Gunungkidul Tahun Depan Digelar Dua Kali
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
- Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
- Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
Advertisement
Advertisement