Advertisement
Perang Dagang AS-Tiongkok Membayangi Pembicaraan G20

Advertisement
Harianjogja.com, BUENOS AIRES-Perang perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin membayangi pembicaraan G20, ketika Washington dan Beijing telah memberlakukan tarif ratusan miliar dolar AS atas impor satu sama lain setelah Trump memulai upaya untuk memperbaiki apa yang dilihatnya sebagai praktik perdagangan Tiongkok yang tidak adil.
Pembicaraan pada Sabtu antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang bertujuan meredakan perang dagang akan menjadi ujian bagi chemistry pribadi antara kedua pemimpin, yang dipuji Trump sebagai persahabatan yang hangat.
Advertisement
Pemimpin AS itu tersipu-sipu pada Jumat (30/11/018) sekalipun ia mencatat beberapa tanda-tanda positif. "Kami bekerja sangat keras. Jika kita bisa membuat kesepakatan itu akan bagus. Saya pikir mereka mau. Saya pikir kami ingin. Kita akan lihat," katanya.
Seorang pejabat kementerian luar negeri Tiongkok di Buenos Aires mengatakan ada tanda-tanda peningkatan konsensus menjelang diskusi, tetapi perbedaan itu tetap ada.
Beijing berharap untuk membujuk Trump agar membatalkan rencana untuk menaikkan tarif pada 200 miliar dolar AS barang-barang Tiongkok menjadi 25 persen pada Januari, dari 10 persen saat ini. Trump telah mengancam akan melanjutkan dengan itu dan mungkin menambahkan tarif pada 267 miliar dolar AS impor jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan.
Trump telah lama mencela surplus perdagangan Tiongkok dengan Amerika Serikat dan Washington menuduh Beijing tidak bermain adil dalam perdagangan. Tiongkok menyebut Amerika Serikat proteksionis dan menentang apa yang dilihatnya sebagai upaya mengintimidasi.
Kedua negara juga berselisih secara militer atas klaim ekstensif Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan dan pergerakan kapal perang AS melalui Selat Taiwan yang sangat sensitif.
Pada Jumat (30/11/2018), Xi dan para pemimpin dari kelompok negara-negara berkembang terkemuka BRICS - Brasil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan - menyerukan dalam sebuah pernyataan untuk perdagangan internasional terbuka dan penguatan WTO.
Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan bahasa yang saat ini sedang dinegosiasikan untuk pernyataan akhir G20 juga akan mendukung reformasi badan perdagangan multilateral yang diperlukan untuk meningkatkan fungsinya.
Dalam upaya untuk memenangkan dukungan Tiongkok, menyusul kegagalan untuk menyetujui pernyataan di APEC, delegasi G20 melunakkan bahasa pada praktik perdagangan yang tidak adil, kata para pejabat Eropa.
Washington, sementara itu, telah menegaskan pernyataan itu menekankan bahwa sistem perdagangan multilateral tidak berfungsi, kata salah seorang pejabat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Selasa 16 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Gempa Magnitudo 3,1 Guncang Cilacap Dini Hari Ini
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
Advertisement
Advertisement