Advertisement
LEBARAN 2014 : Jokowi-JK Diharapkan Dapat Menjadikan Agama Sebagai Pengawal Moralitas Bangsa
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla diharapkan dapat menjadikan agama sebagai pengawal moralitas bangsa. Pernyataan ini disampaikan dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH-UII) Jogja, Jawahir Thontowi.
"Umat Islam meyakini bahwa dasar filsafat bangsa dan negara yakni Pancasila sebagai suatu grand design sekaligus sebagai payung kebersamaan harus selalu diperkuat, dipelihara, diperkaya, dan dilindungi," katanya di Jogja saat memberikan khotbah salat Idul Fitri di Alun-alun Utara, Senin (28/7/2014).
Advertisement
Dalam khotbah syang diikuti ribuan jamaah termasuk Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Jawahir mengatakan tidak mungkin dasar rasionalitas, intuisi dan imajinasi politik dikembangkan tanpa dikawal wahyu sebagai moralitas universal dengan interpretasi aktual dan konstektual.
Menurut dia, pembangunan budaya perdamaian, perilaku santun, saling menghormati, menerima, dan menolong sebagai wujud persaudaraan dan persatuan sebagai bangsa merupakan kewajiban rakyat Indonesia yang terikat hukum dasar yang digunakan untuk menggalang rekonsiliasi.
"Hal itu tidak hanya untuk kepentingan Bangsa Indonesia tetapi juga untuk menekan pemimpin dunia agar gencatan senjata dan agresi Israel terhadap Palestina segera berakhir," kata Direktur Pusat Studi Pembangunan Hukum Lokal UII itu.
Ia mengatakan 1 Syawal 1435 Hijriah menjadi momentum hari kemenangan umat Islam, bukan sekadar ketika mampu menjadikan ibadah puasa berfungsi bagi pengendalian diri atau hawa nafsu yang berimbang pada kebahagiaan individual.
Namun juga harus dibuktikan pada terselenggaranya peran negara dalam memelihara keamanan, ketertiban, dan stabilitas negara dan pemerintahan. Menurut dia, imbas masholihul mursalah dengan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan mampu secara efektif membangun rekonsiliasi nasional.
"Dalam konteks itu dua golongan pendukung pasangan capres-cawapres dapat sportif, kesatria, dan gentlement agreement untuk saling menghormati dan menerima serta toleran dan membantu demi kepentingan Bangsa Indonesia lebih baik ke depan," kata Jawahir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Relokasi Makam Terdampak Tol Jogja-Solo Dimulai Pekan Ini
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Airlangga Sebut 66 Persen APBN 2026 untuk Program Prabowo
- Pelatih PSIM Jogja Bandingkan Libur Super League dengan Liga di Eropa
- Penguatan Desa Mandiri Budaya di Bantul Tingkatkan Ekonomi Warga
- 6 Warga Gunungkidul Meninggal karena AIDS
- Tips Cegah Serangan Jantung Saat Liburan Bersama Keluarga
- Ansor DIY Siapkan Badan Siber Hadapi Ancaman Digital
- Prabowo Janji Negara Hadir Bantu Korban Banjir Sumatera
Advertisement
Advertisement



