Advertisement
Imbas PJJ, Ada Siswa Pilih Nikah karena Tugas Sekolah Berat

Advertisement
Harianjogja.com, BOGOR- Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan pendidikan jarak jauh (PJJ) memiliki dampak tidak menggembirakan pada keberlangsungan sekolah siswa.
"PJJ akibat pandemi Covid-19 memang berdampak pada anak, dampaknya ada yang putus sekolah, kalau ditanya berapa jumlahnya? Saya belum bisa memberikan datanya karena datanya di Dapodik dan 'cut off' nya dua kali dalam setahun," ujar Pelaksana Tugas Direktur SMA Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud, Purwadi dalam dialog pendidikan di Bogor, Sabtu (17/4/2021).
Advertisement
Dia menambahkan di Nusa Tenggara Barat ada laporan mengenai anak SMA yang putus sekolah dan memutuskan menikah, karena dia menganggap tugas sekolah terlalu berat dan berasal dari keluarga miskin. Siswa tersebut menganggap dengan menikah, persoalan ekonominya dapat teratasi karena ada suaminya yang menanggung hidupnya.
Laporan lainnya juga terjadi adanya peningkatan pernikahan siswa, terutama di Indonesia bagian timur. "Pembelajaran tatap muka [PTM] terbatas merupakan solusi dari PJJ yang berkepanjangan," tambah dia.
Baca juga: Senin Dimulai, Begini Persiapan Sekolah Tatap Muka di DIY
PJJ berkepanjangan juga membuat sebagian siswa merasa tertekan karena banyaknya tugas yang diberikan.
Dalam pelaksanaan PTM terbatas, lanjut dia, sekolah harus bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat. Jika ditemukan kasus positif COVID-19, maka sekolah harus ditutup.
Kepala SMAN 3 Jombang, Drs Singgih Susanto MPd, mengakui bahwa PJJ memiliki dampak pada perkembangan siswa. "Ada sejumlah siswa yang meminta agar mutasi. Sebagian besar siswa jenuh melakukan PJJ," tambah Singgih.
Selain itu guru merasa kesulitan melihat langsung perkembangan siswa, karena pembelajaran dilakukan di rumah. "Juga hubungan batin antara guru dan siswa menjadi berkurang akibat PJJ ini," kata Singgih lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sudah Dipasang 177 Titik, Kulonprogo Masih Kekurangan 15.800 Unit LPJU
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Targetkan 5 Ribu Kamera ETLE Terpasang di 2026
- Alasan Tukang Cukur Lukas Enembe Dipanggil KPK
- Ekonom UGM Nilai Defisit APBN Rp371,5 Triliun Masih Terkendali
- Belanda Konfirmasi Kasus Pertama Varian Baru Mpox
- Pramono: Dana Ngendon di Bank Rp14,6 Triliun Akan Dipakai Bayar Proyek
- Trah HB II Desak Pemerintah Serius Tangani Pemulihan Aset Geger Sepehi
- Renovasi Terminal Giwangan Ditarget Selesai Jelang Libur Nataru
Advertisement
Advertisement