Advertisement
Kerugian Akibat Bencana Sulteng Capai Rp13,82 Triliun

Advertisement
Harianjogja.com, SURABAYA-Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB memperkirakan kerugian dan kerusakan akibat bencana di Sulawesi Tengah mencapai lebih dari Rp13,82 triliun. Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
"Untuk membangun kembali daerah terdampak bencana pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi, BNPB memperkirakan akan memerlukan anggaran lebih dari Rp10 triliun," kata Sutopo melalui pesan tertulis yang diterima di Surabaya, Minggu (21/10/2018).
Advertisement
Sutopo mengatakan Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB terus melakukan pendataan dan kajian cepat untuk menghitung dampak bencana. Perkiraan kerugian dan kerusakan mencapai Rp13,82 triliun itu berdasarkan perhitungan sementara berdasarkan data hingga Minggu. Diperkirakan dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana akan bertambah karena data yang digunakan adalah data sementara.
Meskipun bukan tugas yang mudah dan ringan, Sutopo menyatakan pemerintah pusat dan daerah siap membangun kembali Sulawesi Tengah dengan prinsip membangun lebih baik dan lebih aman.
BACA JUGA
Menurut Sutopo, dampak ekonomi mencapai Rp13,82 triliun meliputi kerugian Rp1,99 triliun dan kerusakan mencapai 11,83 triliun. Kerugian merupakan arus ekonomi yang terganggu akibat bencana, sedangkan kerusakan adalah nilai kerusakan fisik.
"Banyak bangunan dan infrastruktur yang hancur akibat gempa, tsunami dan likuifaksi yang terjadi di empat wilayah di Sulawesi Tengah, yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan kabupaten Parigi Moutong," jelasnya.
Kerugian dan kerusakan akibat bencana meliputi lima sektor pembangunan yaitu permukiman mencapai Rp7,95 triliun, infrastruktur Rp701,8 miliar, ekonomi produktif Rp1,66 triliun, sosial Rp3,13 triliun dan lintas sektor mencapai Rp378 miliar.
Sutopo mengatakan kerusakan yang terdata sementara meliputi 68.451 unit rumah, 327 unit rumah ibadah, 265 unit sekolah, 78 unit perkantoran, 362 unit toko, 168 titik jalan retak, tujuh unit jembatan dan sebagainya.
"Dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman paling besar karena dampak bencana yang luas dan masif. Hampir semua bangunan di sepanjang pantai di Teluk Palu rata dengan tanah dan rusak berat," katanya.
Terjangan tsunami dengan ketinggian antara 2,2 meter hingga 11,3 meter dengan landasan terjauh mencapai hampir 0,5 km telah menghancurkan permukiman.
Begitu juga dengan amblesan dan pengangkatan permukiman di Balaroa, likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Lima Gerai Gudang Perlengkapan Kopdes Merah Putih Dibangun di Bantul
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- 80 Bangunan Ponpes Tua Diaudit, Pemerintah Siapkan Rp25 Miliar
- Sentuh Tanahku Permudah Pemasar Properti Cek Legalitas Tanah
- Jadwal Liga Italia Akhir Pekan Ini, Ada AS Roma vs Inter
- Serentak, SPPG Sajikan Nasi Goreng di Ultah Prabowo Ke-74
- Baru Saja Bebas, Pemuda 19 Tahun Asal Umbulharjo Masuk Bui Lagi
- Pacu Pertumbuhan Ekonomi, Mendag Dorong Peningkatan Ekspor
- Peneliti: Konsumsi Kacang Turunkan Risiko Kematian 20 Persen
Advertisement
Advertisement