Advertisement
PENCARI KERJA: Setelah Lulus Mau ke Mana? Mahasiswa Masih Banyak Yang Bingung

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Talent Development Manager Engineering Career Center (ECC) Universitas Gadjah Mada (UGM), Gita Aulia Nurani, membenarkan bahwa saat ini banyak mahasiswa pencari kerja yang bingung soal pilihan kariernya. Mayoritas dari mereka menginginkan bekerja di bidang kreatif di mana mereka dapat bekerja secara fleksibel dan mengembangkan ide dan kreativitas mereka.
Menurut mereka, pekerjaan semacam PNS dan pekerjaan konvensional lainnya membosankan. Namun di sisi lain mereka menginginkan besaran gaji perusahaan BUMN dan PNS yang lebih menjanjikan dan stabil.
Advertisement
“Benar sekali, mereka masih banyak banget yang bingung. Mungkin karena selama kuliah belum pernah menjajal langsung di lapangan. Tetapi sampai sejauh ini, pilihan mereka mengerucut ke industri kreatif,” kata Gita.
Gita mengatakan lowongan industri kreatif berbentuk start up dan e-commerce berkembang pesat selama setahun terakhir. Bisa dibilang tahun ini adalah puncaknya. Gita mengatakan dua jenis perusahaan itu sedang gencar berburu tenaga kerja di bidang teknologi informasi. Namun seringnya perusahaan mencantumkan kriteria Semua Jurusan untuk posisi tertentu seperti Customer Service dan Business Development.
Berdasarkan data ECC Universitas Gadjah Mada melalui Job Fair 2018 pada September lalu, terdapat 66 perusahaan yang mencari tenaga kerja melalui ECC UGM dengan total lowongan sebanyak 414 posisi. Job Fair tersebut diikuti oleh 109.510 pencari kerja. Perusahaan yang banyak menyediakan lowongan dan diincar dalam job fair tersebut adalah perusahaan di bidang start up, khususnya bagian teknologi informasi (19,7%), disusul dengan perbankan (15,15%), produk konsumsi (7,58%), makanan dan minuman (6%), pelayanan pendidikan (6%), keuangan (6%), ritel (3%) dan konsultan (3,03%).
Dari semua jurusan pendaftar, problem mereka saat memilih lowongan adalah kekurangan informasi relevan terkait berbagai jenis pekerjaan yang akan dipilih. “Masalah itu mendominasi di pendaftar, persentasenya 36 persen. Jadi itu yang membuat mereka kebingungan saat pilih karier. Plus mindset pekerjaan mereka masih diukur dari materi, aspek fasilitas, kenyamanan dan jenjang karir diabaikan di awal pemilihan kerja,” kata Gita.
Sedangkan Career Center UII menyediakan sebuah platform website di alumni.uii.ac.id yang memungkinkan antar alumni berinteraksi. “Di sana sekarang ada 5.000 member,” ujar Abdurrahman Al-Faqiih, Kepala Career Center UII, saat ditemui di ruangannya di Fakultas Hukum UII, Jumat (14/9).
Ia menyebutkan 2017 lalu ada sekitar 73 % lulusan UII yang dalam rentang waktu tiga bulan sudah bisa berkarya. “Mereka berkarya ya, itu termasuk ada yang bekerja dan berwirausaha. Kayaknya ke depan kita akan mencoba identifikasi minat bakat mahasiswa. Jadi, perguruan tinggi akan bisa mendeteksi dan mengarahkan,” jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Lajeng Padmaratri
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kemendikdasmen Buka Layanan Aduan SPMB
- Dikabarkan Tewas, Komandan Pasukan Quds Terlihat Hadir Dalam Berpesta Kemenangan Iran Atas Israel
- SAR Temukan Pendaki Asal Brasil Dalam Kondisi Meninggal Dunia di Gunung Rinjani
- Proses Evakuasi Pendaki Asal Brasil di Gunung Rinjani Terkendala Cuaca, Posisi Survivor Berada Dikedalaman 400 Meter
- Kasus Nikita Mirzani, PN Jakarta Selatan Jadwalkan Sidang Eksepsi 1 Juli 2025
Advertisement

Top Ten News Harianjogja.com Rabu 25 Juni 2025: Liburan Sekolah, Kuota SPMB 2025 hingga Penanganan Kemiskinan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia dan Australia Sepakat Perkuat Kerja Sama di Bidang Imigrasi dan Penanganan Pengungsi
- Menang Dua Kali Gugatan, Harvard Bisa Terima Mahasiswa Asing Lagi
- Odol Dinilai Rugikan Negara Rp43,45 Triliun per Tahun
- Qatar Klaim Cegat Enam Rudal yang Ditembakkan Iran ke Pangkalan AS
- Netizen Brasil Serbu Akun Instagram Prabowo, Minta Selamatkan Juliana di Gunung Rinjani
- KPK Dalami Pengadaan Barang dan Jasa di MPR RI
- Muhammadiyah Segera Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal
Advertisement
Advertisement