Advertisement
Cerita Dahlan Iskan Dirawat di RS setelah Dinyatakan Positif Covid-19
Mantan menteri BUMN Dahlan Iskan keluar dari mobil listrik prototipe Indonesia Seno yang dipamerkan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/5)./Antara - M Risyal Hidayat
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan membagikan pengalamannya sebagai salah satu pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Dahlan menuangkan pengalamannya dalam catatan yang runtut dan panjang. Banyak kisah yang dia tuangkan dalam ceritanya tersebut. Mulai suka duka menjadi pasien hingga petemuannya dengan dokter Hanny Handoko.
Advertisement
Dahlan mengawali ceritanya saat belum dinyatakan positif Covid-19. Awalnya dia tidak mau masuk RS karena banyak yang bercerita di RS justru berbahaya.
BACA JUGA : Ini Kecamatan di DIY yang Memiliki Pasien Positif Covid-19
"Toh tidak ada keluhan yang berat. Hanya batuk-batuk kecil. Tidak demam. Sambal istri saya masih terasa pedasnya. Masih menitikkan air liur," tulis Dahlan dalam DI's Way, Sabtu (16/1/2021).
Namun karena kedua anaknya memaksa dan memang kebetulan ada satu kamar baru kosong di RS langganan keluarga, dia tak bisa berbuat banyak. Singkat cerita Dahlan kemudian dinyatakan positif dan dirawat di rumah sakit.
Dahlan menceritakan selama berada di RS nyaris tak banyak kegiatan yang dia lakukan. Menurutnya dia langsung tidur begitu sampai di RS. Tentunya, sambil diinfus vitamin. "Jam 04.00 terbangun. Mau kencing. Saya lihat botol infusnya kosong. Saya hubungi perawat. Diganti infus baru dengan isi yang sama," jelasnya.
Pagi harinya, lazimnya seorang pasien, perawat mengecek kondisi badannya. Dia diperiksa mulai dari tekanan darah hingga suhu badan. Setelah itu, suster mencopot infusnya.
Segmen cerita yang cukup menarik dari rangkaian kisah Dahlan itu terjadi sewaktu dia bertemu dengan Dokter Hanny Handoko. Salah satu dokter ahli paru dari Unair, Surabaya yang pernah memperdalam ilmunya di National University Hospital (NUH) dan Tan Tock Seng Novena.
Percakapan antara Dahlan dan Dokter Hanny bermula dari rasa penasarannya tentang stetoskop yang digunakan dokter tersebut. Dia heran stetoskop yang digunakan di luar kelaziman.
BACA JUGA : Pasien Positif Covid-19 di Jogja yang Meninggal Dunia
Namun alih-alih bertanya, menurut Dahlan, dokter Hanny justru duluan bercerita. "Kita pernah bertemu di Malang," katanya. Lama sekali. Mungkin 20 tahun lalu.
Waktu itu dokter Hanny menjadi pejabat di bawah wali kota Malang. Sebelum akhirnya berlabuh di RSAL Surabaya dan sekarang di RS swasta. Setelah diperiksa, dokter bilang Dahlan kekurangan vitamin D.
"Aneh. Benar-benar aneh. Setiap hari saya olahraga satu jam. Di lapangan terbuka. Kok kekurangan vitamin D," katanya.
Dahlan bercerita, vitamin D-nya hanya 23,4. Padahal setidaknya, harus di atas 40. Artinya vitamin D-nya rendah sekali. Itulah sebabnya dia diberi vitamin D (tablet) 5.000.
"Mengapa tidak sekalian 10.000?," tanyanya.
"Kalau ketinggian nanti kasihan ginjal. Untuk memberi obat, dokter harus mempertimbangkan banyak hal," ujar dokter Hanny.
Di samping itu di Indonesia tidak dijual vitamin D di atas 5.000. "Di Singapura ada. Bahkan ada yang sampai 20.000," katanya.
Di Indonesia kalau memberi vitamin D 10.000 harus lewat suntikan. Kalau di Singapura suntikan bisa sampai 20.000. Bahkan 100.000.
BACA JUGA : Alarm Darurat Layanan Kesehatan! RS Covid-19 di Jogja
Dokter Hanny lantas seperti menyindir saya. "Banyak yang berolahraga di bawah matahari tapi pakai topi dan kaus lengan panjang," katanya.
"Ha...ha...ha... Itu saya!," sergah Dahlan.
Sebelumnya pada Minggu (10/1/2021), mantan Menteri BUMN dinyatakan positif Covid-19. Dahlan kemudian dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Rumah Tua di Kawasan Pecinan Semarang Kubur 5 Panghuninya, 1 Orang MD
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Meta Luncurkan Ghost Post di Threads, Fitur Unggahan 24 Jam Pesaing X
- Jadwal KRL Jogja Solo, Rabu 29 Oktober 2025
- Hasil Drawing 11 Wakil Indonesia di Korea Masters 2025
- Pemkab Sleman Beri Penghargaan Bagi Pemuda-Pemudi Inspiratif
- Jadwal SIM Keliling di Gunungkidul, Rabu 29 Oktober 2025
- Pasar Murah Jadi Upaya Pengendalian Inflasi di Gunungkidul
- Alami Cedera Lutut, Dani Carvajal Diprediksi Absen Hingga 2026
Advertisement
Advertisement




