Advertisement
Layanan 4G Ditarget Sasar 12.548 Desa untuk Permudah Pembelajaran Online
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menargetkan penyelesaian pembangunan layanan 4G di 12.548 desa pada 2020 untuk mempermudah akses layanan internet, terutama pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring.
"Jadi targetnya di akhir Tahun 2022, seluruh desa ini sudah selesai pembangunannya sehingga bisa terjangkau dengan layanan 4G," kata Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kominfo Anang Achmad Latif dalam webinar bertema Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Wilayah 3T antara Harapan dan Kenyataan di Jakarta, Selasa.
Advertisement
Terkait dengan layanan 4G tersebut, Kemkominfo berupaya mempermudah jangkauan internet di seluruh desa di Indonesia sehingga lebih memudahkan akses informasi secara daring, terutama untuk PJJ daring di tengah pandemi COVID-19.
Ia mengatakan dari 83.218 desa di Indonesia, masih ada 12.548 desa yang belum mendapatkan layanan 4G.
BACA JUGA : Aplikasi Jogja Belajar Class Bisa Dimaksimalkan untuk
Layanan 4G tersebut, menurut dia, penting diupayakan karena memiliki kecepatan akses cukup cepat sehingga siswa di sekolah maupun di pesantren, terutama di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dapat mengikuti PJJ secara daring dengan lebih mudah.
"Nah, ini tahapan (pembangunan, red.) yang dikomitmenkan Pak Menteri kepada Presiden di mana ia menargetkan penyelesaian 9.113 di akhir tahun 2022. Jadi di tahun 2020, ada 1.200 desa yang kami targetkan selesai bisa 4G, lalu meningkat di 2021 ada 5.409 desa. Ini secara akumulatif angkanya. Dan terakhir di 2022 9.113 di daerah 3T ini bisa terselesaikan semuanya," katanya.
Selain layanan 4G, pemerintah juga berupaya menyiapkan layanan fix broadband berupa Wifi di seluruh layanan publik di 150 ribu titik di seluruh Indonesia.
"Layanan publik ini bisa berupa sekolah, pesantren, dan ini semua layanannya gratis," katanya.
Ia menjelaskan tentang penggunaan layanan publik itu. "Berbeda dengan 4G di mana penggunanya ini wajib mengikuti ketentuan yang ada di pasar, yaitu membayar tarif pulsa. Tapi berbeda dengan Wifi, yang dibangun hanya di sekolah-sekolah, di kantor-kanto pemda, termasuk di kantor-kantor desa, fasilitas kesehatan di puskesmas-puskesmas, di polsek dan lainnya. Ini sebanyak 150 ribu titik," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Sempat ke Ngawi, Penipu 2 Katering untuk Masjid Syeikh Zayed Solo Ditangkap
- Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, Satu Bocah Meninggal, Dua Selamat
- Rumah Sandra Dewi dan Harvey Moeis di Jakarta Barat Digeledah Kejaksaan Agung
- Panitia Pastikan Pemilihan Rektor UNS Solo Tidak Kisruh Seperti Sebelumnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Catat! Tarif Parkir Kendaraan Bermotor di Lokasi Wisata Wilayah Bantul
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pengakuan Warga Kota Isfahan, Terkait Kabar Israel Serang Iran
- Tok! MK Bacakan Putusan Hasil Sengketa Pilpres pada Senin 22 April Mendatang
- Ingin Kawal Demokrasi, Barikade 98 Mengajukan Diri Jadi Amicus Curiae dalam Sengketa Pilpres
- Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang
- Pilgub Jakarta 2024, Demokrat Bakal Calonkan Dede Yusuf
- Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
Advertisement
Advertisement