Advertisement

Politikus Gerindra Ini Tak Setuju Bila Rekonsiliasi untuk Memulangkan Rizieq Shihab

Newswire
Jum'at, 12 Juli 2019 - 23:57 WIB
Bhekti Suryani
Politikus Gerindra Ini Tak Setuju Bila Rekonsiliasi untuk Memulangkan Rizieq Shihab Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. - Suara.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan tidak perlu memulangkan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab atau biasa disapa Habib Rizieq untuk rekonsiliasi.

"Tidak perlu dalam agenda rekonsiliasi untuk memulangkan Habib Rizieq ke Indonesia," ujar Arief, saat ditemui pada suatu acara diskusi politik di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2019).

Advertisement

Meski begitu, Arief mengatakan bila di luar persoalan rekonsiliasi dan dilihat dari segi kemanusiaan dan konteks hukum, apabila Rizieq tidak terbukti melakukan tindak pidana maka ia harus dipulangkan, namun bila bersalah, kata dia, hukum tetap harus ditegakkan.

Dalam langkah melakukan rekonsiliasi, Arief mengatakan belum ada agenda untuk masuk ke pemerintahan dan berbagi jatah kursi di kabinet.

Ia juga mengaku cenderung lebih menyukai menyebut rekonsiliasi sebagai silaturahmi, karena menurutnya, silaturahmi memiliki makna yang lebih halus, agamis, dan yang terpenting tidak memiliki agenda apa pun.

Ia juga menyatakan dirinya selama ini selalu mendorong agar terjadi silaturahmi antara Jokowi dan Prabowo. “Meskipun sebenarnya mereka (Jokowi dan Prabowo) baik-baik saja,” ujarnya lagi.

Silaturahmi, menurut Arief sangat penting dilakukan mengingat kondisi masyarakat yang “panas” selama Pemilu 2019.

Dia pun setuju bila ke depan ada pertemuan antardua kubu dapat menghadirkan beberapa komitmen yang tujuannya mengutamakan masyarakat.

“Bukan untuk kepentingan kelompok, partai, atau relawan. Ini perlu dicatat,” ujar Arief.

Arief mengatakan bila nanti terjadi silaturahmi, pihaknya akan menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo bahwa jajaran kabinet menterinya nanti harus yang profesional menguasai permasalahan di departemennya, jujur, dan bersih.

“Artinya demokrasi itu jangan menghasilkan maling-maling atau rampok-rampok duit negara, tapi menghadilkan pimpinan-pimpinan yang bersih dan bisa membangun negeri ini,” ujarnya pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 02:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement