Advertisement
Ngeri, Segini Sampah di Masjid Istiqlal Selama Ramadan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Kondisi yang tidak biasa terjadi di Masjid Istiqlal. Selama Ramadan, volume sampah di masjid itu mencapai satu ton per hari. Jumlah ini meningkat 50% dibandingkan dengan hari-hari biasa.
"Sampah bisa mencapai satu ton, apalagi sekarang ada kegiatan buka bersama tiap harinya," kata Kepala Humas dan Protokol Masjid Istiqlal Abu Huraira di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Advertisement
Dia mengatakan selama Ramadan sampah yang setiap hari terkumpul sejak sahur hingga usai shalat tarawih diangkut menggunakan tujuh kendaraan kontainer. Padahal pada hari biasa sampah hanya diangkut oleh satu mobil kontainer.
"Kami setiap hari mengadakan buka bersama menyediakan 3.500 boks [makanan] tapi orang yang datang 4.000-an. Nah kalau akhir pekan bisa sampai 6.000. Itu saat berbuka, belum pagi, siang, sama nanti malam pasti selalu ada tamu dan pasti ada sampah," kata dia.
Sebelumnya masjid mengelola sampah secara mandiri, memilah sampah organik dan non-organik lalu mengolah sampah organik menjadi pupuk dan membakar sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang.
"Dulu pernah mengelola sendiri jadi dipilah lalu dibakar, tapi itu tidak bertahan lama karena lokasinya sekarang direnovasi. Cuma sampah yang dibakar itu butuh pihak ketiga, kami di sini kewalahan," kata Abu.
Sekarang sampah-sampah dari masjid itu langsung diangkut oleh petugas Suku Dinas Kebersihan DKI Jakarta untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang di Kota Bekasi.
Dia menjelaskan pegawai Masjid Istiqlal yang hanya 55 orang tidak mampu mengelola seluruh sarana, infrastruktur, hingga kegiatan di masjid yang luasnya sekitar 10 hektare tersebut.
"Tamu tak pernah berhenti, dari pagi sampai malam terus selalu ada. Kalau kami enggak dibantu (Pemda) DKI, kami akan kewalahan," kata dia.
Kurang Kesadaran
Masalah sampah di Masjid Istiqlal tidak lepas dari faktor klasik, yakni rendahnya kesadaran masyarakat menaruh sampah pada tempatnya.
Sampah-sampah bekas makanan hingga plastik tergeletak di mana-mana meski pengurus sudah menyiapkan tempat sampah di sudut-sudut pelataran masjid.
Pedagang kaki lima yang menjamur di sepanjang pintu masuk dan pintu keluar juga menambah sampah. Kantung plastik, bungkus makanan, dan botol minuman terserak di sekitar mereka.
"Tolonglah bertanggung jawab atas sampahnya masing-masing. Kebiasaan mereka bawa kantong plastik, begitu pulang plastiknya ditinggal di Istiqlal, enggak dibawa pulang," kata Abu.
Dia berharap warga Muslim tidak hanya menahan lapar dan haus sepanjang bulan puasa, tetapi juga puasa membuang sampah sembarangan. "Jika bisa menahan lapar dan haus, mengapa tidak bisa menahan membuang sampah sembarangan," demikian Abu Huraira.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini
- Sempat Ditangkap, Jambret di Jaksel Kabur Pakai Mobil Patroli Polisi
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Kecelakaan Gerbang Tol Halim, Pengemudi Truk Jadi Tersangka
- Puan Maharani Menegaskan Partai Pemenang Pemilu Berhak Dapat Kursi Ketua DPR
- BMKG: Waspadai Potensi Hujan Badai di Indonesia
- Ramadan Berkah, PLN Kudus Salurkan Ratusan Paket Bantuan bagi Korban Banjir di Kudus dan Demak
- Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik
- Soal Keselamatan Jurnalis Butuh Rencana Aksi Nasional
- Badan Geolog ESDM Ungkap Kondisi Gunung Semeru Setelah Mengalami Erupsi
Advertisement
Advertisement