Advertisement

Bertemu Petinggi Twitter, Donald Trump Mengeluh Kehilangan Follower

Newswire
Rabu, 24 April 2019 - 12:57 WIB
Nina Atmasari
 Bertemu Petinggi Twitter, Donald Trump Mengeluh Kehilangan Follower Presiden Amerika Serikat Donald Trump. - REUTERS

Advertisement

Harianjogja.com, WASHINGTON-- Presiden AS Donald Trump melakukan pertemuan dengan Kepala Pejabat Pelaksana Twitter Inc's Jack Dorsey pada Selasa (23/4/2019). Mereka menghabiskan waktu yang menyenangkan untuk berbincang mengenai mengapa presiden AS itu telah kehilangan sebagian follower di Twitter.

Pertemuan tersebut, yang diadakan di Gedung Putih pekan lalu, dilakukan beberapa jam setelah Trump kembali menyerang perusahaan media sosial itu mengenai klaimnya bahwa media tersebut bias terhadap kubu konservatif.

Advertisement

"Pertemuan luar biasa sore ini di @GedungPutih dengan @Jack fari @Twitter. Banyak topik dibahas berkaitan dengan landasan mereka, dan dunia media sosial secara umum. Sangat ingin terus mempertahankan dialog terbuka," dengan cuitan Trump, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu (24/4/2019) pagi.

Presiden AS tersebut menyiarkan gambar Dorsey dan orang lain bersama dia di Oval Office.

Pada Selasa pagi, Trump menyatakan Twitter bias terhadap dia tanpa memberi bukti. Ia menulis di Twitter bahwa perusahaan itu tidak memperlakukan dirinya dengan baik sebagai anggota Partai Republik. "Sangat diskriminasi," tulisnya.

Di dalam satu pernyataan, Twitter mengatakan Dorsey mengadakan pertemuan yang konstruktif dengan Presiden Amerika Serikat hari ini atas undangan presiden. Mereka membahas komitmen Twitter untuk melindungi kesehatan percakapan umum sebelum pemilihan presiden 2020 dan upaya yang dilancarkan untuk menanggapi krisis opium.

Tidak seperti pejabat pelaksana perusahaan teknologi utama lain di AS, Dorsey sebelumnya tak pernah bertemu dengan Trump.

Ia tidak diundang ke pertemuan Desember 2016 dengan presiden terpilih AS, Donald Trump, sedangkan wakil perusahaan utama teknologi lain diundang. Reuters pada 2016 melaporkan Trump marah dengan Twitter sebab perusahaan tersebut telah menolak kesepakatan iklan dengan kampanyenya.

Pada Oktober, Trump menulis bahwa Twitter telah menghilangkan banyak orang dari akunnya dan, yang lebih penting, mereka tampaknya telah melakukan sesuatu yang membuat lebih sulit untuk bergabung. "...telah menahan pertumbuhan sampai tahap yang jelas buat semua orang ..." tulisnya.

Trump kehilangan 204.000, atau 0,4 persen, dari 53,4 juta follower pada Juli, ketika Twitter memulai pembersihannya terhadap akun yang mencurigakan, kata perusahaan data media sosial Keyhole.

Trump memiliki salah satu akun dengan follower paling banyak di Twitter. Tapi Presiden AS itu dan anggota Partai Republik di Kongres telah berulangkali mengritik perusahaan tersebut dan pesaing media sosialnya atas apa yang telah mereka sebut bias terhadap kubu konservatif, tapi Twitter telah membantah tudingan itu.

Senator AS dari Demokrat Mazie Hirono pada awal April mengatakan, "Kita tak boleh membiarkan Partai Republik mengganggu perusahaan teknologi dengan melemahkan kebijakan isinya yang sudah gagal menghapuskan isi yang menyesatkan, berbahaya dan penuh kebencian".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement