Advertisement

Formappi: Persepsi Penghitungan Suara ala Arief Poyuono Menyesatkan Publik

Kahfi
Minggu, 21 April 2019 - 17:27 WIB
Budi Cahyana
Formappi: Persepsi Penghitungan Suara ala Arief Poyuono Menyesatkan Publik Wakil Ketua Partai Gerindra Arief Poyuono. - JIBI/Bisnis Indonesia/Jaffry Prabu Prakoso

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menganggap persepsi perhitungan pemenang Pilpres 2019 yang dilontarkan Arief Poyuono adalah informasi menyesatkan.

Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono mengklaim kemenangan pasangan calon (paslon) 02 atas rivalnya pada Pilpres 2019. Dasarnya, paslon 02 memenangi pemilihan di 22 provinsi.

Advertisement

Dengan begitu, secara total, paslon 02 meraih kemenangan 64,7% dibandingkan paslon 01 yang diklaim hanya memenangi 12 Provinsi. Kemenangan paslon 02 itu diklaim terjadi di wilayah Sumatra serta Kalimantan.

Peneliti Formappi Lucius Karus mengungkapkan model perhitungan ala Puoyono ini itu terlalu menyederhankan aturan. Menurutnya, basis menghitung kemenangan pada Pilpres adalah suara terbanyak, bukan wilayah pemenangan.

“Paslon dengan perolehan suara nasional terbanyak akan secara otomatis menjadi pemenang,” ungkap Lucius kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Minggu (21/4/2019).

Dengan begitu yang diperlukan tentu hanyalah hitungan jumlah suara bagi masing-masing pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. “Jika semua suara sudah dihitung secara nasional, maka di saat bersamaan akan diketahui siapa pemenangnya,” tambah Lucius.

Oleh karena itu, dia menilai informasi dari Arief Poyuono itu menyesatkan publik. “Apalagi jika dengan hitungan seperti itu mereka lalu sangat yakin menjadi pemenang Pilpres,” ungkapnya.

Lucius mencurigai pola perhitungan yang diasumsikan Poyuono itulah yang dijadikan landasan klaim kemenangan oleh Prabowo Subianto. “Jangan-jangan model perhitungan ini yang disodorkan ke Prabowo untuk meyakinkan kemenangannya pasca pemungutan suara beberapa hari lalu?” tanyanya.

Dia menyayangkan asumsi Poyuono yang berpotensi menyesatkan banyak pihak. “Kasihan sekali jika akhirnya setelah proses perhitungan manual KPU selesai, jumlah suara Prabowo-Sandi ternyata tak selaras dengan keunggulan mereka secara kewilayahan, yang akhirnya memastikan kekalahan mereka,” tutup Lucius.

Kecurigaan itu, lanjut Lucius, didasarkan apa yang disampaikan Prabowo saat deklrasi kemenangan, yaitu menang 60-an% berdasarkan hasil real count internal. “Maka sepertinya real count yang dimaksud adalah hasil kalkulasi ala Puoyono tersebut,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement