Advertisement

Venzha Hanya Berbekal Imajinasi untuk Menghadapi Latihan Hidup di Mars

Salsabila Annisa Azmi
Selasa, 29 Januari 2019 - 12:05 WIB
Nugroho Nurcahyo
Venzha Hanya Berbekal Imajinasi untuk Menghadapi Latihan Hidup di Mars Vincensius Christiawan. - Dok. Pribadi Venzha

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sukses menjalani misi pelatihan bertahan hidup di Mars oleh Mars Desert Research Station (MDRS), Vincensius Christiawan, atau akrab disapa Venzha Christ, mempersiapkan dirinya menghadapi misi selanjutnya, SHIRASE (Simulation of Human Isolation Research for Antarctica Based Space Engineering) di Jepang. Dia akan dikurung di kapal itu sebulan lebih tanpa tahu harus ngapain. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Salsabila Annisa Azmi.

 Tangannya mulai menggambar-gambar di udara menjelaskan spesifikasi kapal Shirase. Venzha membentangkan tangannya ke udara, menggambarkan tubuh kapal Shirase yang sangat besar. Kapal Shirase memiliki nomor lambung 5002 dan memiliki spesifikasi berupa panjang 134 meter, lebar 28 meter, tinggi kapal 15,9 meter, dan tinggi draft 9,2 meter. Kapal Shirase juga memiliki berat kosong 12.650 ton dan berat maksimum mencapai 20.000 ton.

Advertisement

Shirase dapat berlayar dengan kecepatan maksimum 19 knot, memiliki daya jelajah 30.000 mil dan mampu mengangkut tiga helikopter. Shirase memiliki kemampuan untukbisa memecah es dengan berketebalan 1,5 meter, mengangkut 80 penumpang dan material seberat 1.100 ton. Sebagai kapal riset ekspedisi, Shirase dilengkapi dengan peralatan observasi atmospheric, oceanography, dan meteorology sekaligus pemrosesan data.

“Bayangan saya, di kapal itu nanti saya ada di perut kapalnya, bersama tim yang juga dirahasiakan jumlahnya. Nah itu kan ada sekat-sekatnya di dalam perut kapal. Mungkin masing-masing sekat satu orang. Kami diletakkan jauh-jauhan, kami dibuat sendirian. Peran dan tugas masing-masing kru juga belum ditentukan, bisa jadi lho saya akan disuruh memimpin jadi commander,” kata Venzha.

Venzha menuangkan hasil pembelajarannya terhadap kapal Shirase. Di sana akan ada engine room, control room, ruang tidur, pengatur suhu, pengendali kemudi, dan ruang kontrol radar.

 “Mungkin di sana kami akan dihadapkan pada situasi yang unreal, benar-benar baru. Datang-datang, langsung ada tantangan yang tak pernah terprediksi sebelumnya. Saya malah pengin dikerjain kayak gitu, tapi yang jelas saya pasti bakal banyak kena marah sih, karena saya enggak ada pengalaman berkomunikasi di dalam kapal,” kata Venzha sambil tertawa kecil.

Nantinya, Venzha akan menjalani seluruh misi di dalam kapal Shirase yang tidak bergerak. Suhu di lokasi luar kapal diprediksi akan mencapai -20 derajat celcius sedangkan suhu di dalam kapal mencapai nol derajat celcius. Venzha kembali menerawang membayangkan contoh situasi yang baginya horor, yang harus dia hadapi di dalam kapal tersebut.

Dia membayangkan kapal tersebut kebakaran, atau tiba-tiba listrik di dalam kapal itu dipadamkandipadamkan. Venzha tertawa kecil, menggeleng-gelengkan kepalanya. “Jeblerr! Tiba-tiba listrik dimatiin, misalnya. Terus mau ngapain? Enggak ngapa-ngapain pasti kena marah, mau ngapa-ngapain terus prosedurnya apa? Di sana tuh enggak ketemu siapa-siapa loh, dalam kondisi seperti itu misalnya, bagaimana mengendalikan kepanikan dan emosi kita?” kata Venzha, mengajak lawan bicaranya membayangkan situasi horor versinya.

Bahkan, menurut Venzha, bisa saja seorang peserta ada yang dinyatakan tidak lulus. Contohnya di program pelatihan sebelumnya saat, yaitu bertahan hidup di Utah, ada peserta yang stres dan melarikan diri, bahkan berkelahi. Nantinya di kapal Shirase, Venzha yakin akan ada permasalahan semacam itu. Maka dia mempersiapkan dirinya, membayangkan apa yang harus dilakukannya ketika dia menjadi commander untuk mengakrabkan anggota timnya atau menyelesaikan konflik.

“Kali ini aku enggak puasa sih, tapi aku kalau mandi jam tiga pagi biar terbiasa sama suhu dingin. Biar aku enggak takut kalau kesiram air dingin di sana,” kata Venzha sambil tertawa.

Dia mengatakan sewaktu di Gurun Utah tahun lalu,  juga tidak ada air hangat, jadi harus bisa mandi pada suhu minus 20 derajat celcius.

Tak hanya itu, Venzha juga tengah merancang misi individunya untuk risetnya dalam kerangka Space Science dan Space Exploration. Saat ekspedisi, Venzha akan membawa alat pencatat radiasi Matahari seperti saat di Utah. Namun dia juga merencanakan untuk merekonstruksi badan kapal Shirase menjadi antena raksasa. Antena rekonstruksi itu akan mendeteksi sinyal ultrasonik. Lebih tepatnya antena itu akan men-downgrade sinyal atau frekuensi di atas 20.000 Hz agar dapat didengar oleh telinga manusia dan dianalisis datanya untuk mendeteksi penemuan-penemuan baru. 

“Pokoknya buat menangkap suara-suara, frekuensi sinyal, mungkin juga alien, alat itu akan berfungsi seperti alat saya yang namanya Alien Ultra-Sonic Weapon alias AUSW, a. Akan ada banyak ahli yang membantu dan berkolaborasi dengan aku dalam hal ini,” kata Venzha.

Venzha saat berkeliling ke fasilitas SpaceX menggunakan sepeda khusus SpaceX (Dokumentasi pribadi Venzha)

Venzha saat berkeliling ke fasilitas SpaceX menggunakan sepeda khusus SpaceX. (Dokumentasi pribadi Venzha)

Dalam perjalanan ini Venzha juga akan terangkai dengan lanjutan riset dalam bidang Space Science dan Space Exploration yaitu ke Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), dan Institute of Space and Astronautical Science (ISAS) di Jepang. Sama seperti waktu program pelatihan MDRS tahun lalu, riset dilanjutkan ke Search for Extra-Terrestrial Intelligence (SETI Institute) untuk bertemu dengan Seth Shostak,  selaku Direktur SETI dan Bill Diamond, selaku CEO SETI Institute. Juga ke SpaceX, sebuah Space Agency swasta paling terkemuka saat ini yang berpusat di California, AS yang. SpaceX yang dimotori oleh Elon Musk. Perusahaan ini menjadi ini adalah juga slah satu salah satu pendukung atau sponsor dari MDRS.

 

Manusia Hakiki

Bagi Venzha segala tantangan dalam kapal Shirase yang masih menjadi misteri hingga saat ini akan memberi dampak pada pembentukan karakter dan mentalnya. Harapannya, ketika dia kembali ke Indonesia, dia bisa lebih tenang dalam menghadapi segala permasalahan hidup. Lagi-lagi Venzha merenung, memikirkan kalimat yang tepat untuk menggambarkan manfaat dari perjalanannya bulan depan di dalam lambung kapal Shirase.

Venzha beranggapan semua itu akan mengembalikannya menjadi manusia yang hakiki. Sama seperti manusia beragama, yaitu ajaran yang mengatakan harta atau semua yang ada ini hanya titipan dan tidak dibawa mati ke liang kubur.

“Itu kan ajaran yang benar untuk mengembalikan kami jadi manusia hakiki. Ekspedisi ini sama seperti itu. S, sama saja seperti bagaimana manusia dihakikikan lagi.  sSaat di mana dia pindah ke sebuah tempat yang tadinya sangat nyaman, kemudian ke tempat yang sangat tidak nyaman atau berbeda sama sekali. Dalam nalar miniatur psikologi di mana kami biasa berhadapan dengan doktrin yang lain, dogma dan nilai-nilai masyarakat yang biasa kami punya tiba-tiba hilang, itu diminiaturkan dalam Shirase Expedition,” kata Venzha.

Perjalanan Venzha dalam Shirase Expedition akan dituangkan dalam sebuah buku yang kini masih diproses bersama para ahli. Nantinya hasil dari penelitian di kapal Shirase akan dibukukan atau ditulis menjadi satu dengan kisah dan penelitiannya di Utah saat mengikuti pelatihan bertahan hidup di Mars.

“Buku itu akan menunjukkan sampel ada ahli dan ada orang yang tidak tahu apa-apa seperti saya bisa bertemu dengan banyak ahli yang berbeda bidang kerjanya serta bisa berkolaborasi, seolah bertemu di tengah-tengah untuk menciptakan sesuatu,” kata Venzha.

Venzha Dia mengatakan sekarang buku tersebut sedang dalam taraf diseleksi. Apa saja karyanya yang akan dituangkan dan setiap karya yang akan dibahas sekali lagi adalah bukan murni karyanya. Dia mengatakan bBanyak ahli dan scientist ilmuwan yang terlibat dan bekerja di dalamnya, seperti v.u.f.o.c, ISSS, ataupun HONF Foundation serta pakar dari berbagai universitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kapolda DIY Beri Penghargaan Personel Peraih Medali Kerjurnas Taekwondo Kapolri Cup 2024

Sleman
| Rabu, 24 April 2024, 12:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement