Advertisement

Waduh, Data 14.200 Pengidap HIV Disebar Lewat Daring Oleh Perempuan AS

Newswire
Selasa, 29 Januari 2019 - 02:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Waduh, Data 14.200 Pengidap HIV Disebar Lewat Daring Oleh Perempuan AS Ilustrasi HIV - AIDS. (Harian Jogja)

Advertisement

Harianjogja.com, AS--Kementerian Kesehatan Singapura pada Senin (28/1/2019) menyampaikan bahwa seorang warga Amerika Serikat (AS) yang mengidap HIV telah membocorkan  nama 14.200 warga Singapura dan warga negara asing di negara asalnya yang mengidap HIV. Dia membocorkan data itu secara daring.

Kemenkes Singapura mengatakan, warga AS bernama Mikhy Farrera Brochez itu pernah tinggal di Singapura dari 2008 dan pada 2017 didakwa dengan sejumlah pelanggaran narkoba dan penipuan, termasuk berbohong kepada Kementerian Tenga Kerja mengenai status HIV-nya.

Advertisement

"Brochez adalah pengidap HIV dan memanfaatkan sampel darah rekannya dokter berkewarganegaraan Singapura, untuk lolos dari sejumlah tes agar dia bisa bekerja di Singapura," kata Kemenkes. Menurut Kemenkes, rekannya sebelumnya mengakses data HIV untuk pekerjaannya.

Kemenkes memperkirakan Brochez memiliki informasi yang kemungkinan berasal dari data HIV itu. Pernyataan Kemenkes itu tidak menyebut bagaimana Brochez mendapatkan datanya atau motifnya melakukan pembocoran data itu. Mereka hanya mengatakan rekan Brochez diyakini "melakukan kelalaian" terhadap informasi itu.

Bocoran itu terkait dengan 5.400 warga Singapura yang didiagnosis dengan HIV hingga Januari 2013 dan 8.800 warga negara asing yang didiagnosis sampai Desember 2011.

Kepolisian kini menyelidiki Brochez dan otoritas mengupayakan bantuan dari negara lain, menurut pernyataan Kemenkes, tanpa merinci negara yang dimaksud.

Reuters belum bisa menghubungi Brochez untuk meminta keterangan. Kemenkes mengatakan pihaknya bekerja sama dengan "pihak-pihak terkait" untuk memblokir akses ke informasi itu, tanpa menyebut di mana data itu dibocorkan.

Pembocoran itu terjadi hanya beberapa bulan setelah Singapura mengungkap serangan siber terburuk dalam sejarah negara itu. Saat itu, para peretas menyusup ke dalam database kesehatan pemerintah. Meskipun demikian, pembocoran informasi HIV tersebut tidak terkait dengan pelanggaran siber itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : antara, reuters

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri di Bantul Terkendala, Ini Penyebabnya

Bantul
| Kamis, 18 April 2024, 10:07 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement