Advertisement

Gereja Diserang Kelompok Bersenjata, 9 Tewas termasuk Pendeta

Newswire
Rabu, 02 Mei 2018 - 11:17 WIB
Nina Atmasari
Gereja Diserang Kelompok Bersenjata, 9 Tewas termasuk Pendeta Ilustrasi mayat kecelakaan. (Harian Jogja - Gigih M Hanafi)

Advertisement

Harianjogja.com, BANGUI (AFRIKA TENGAH)- Penyerangan gereja terjadi di ibu kota Republik Afrika Tengah, Bangui. Sedikit-dikitnya sembilan orang, termasuk seorang pendeta, tewas dan puluhan terluka.

Gereja Notre Dame de Fatima diserang dengan tembakan dan granat selama kebaktian pagi, kata saksi, yang memaksa jemaat terjebak melarikan diri melalui lubang, yang dibuat di dinding gereja oleh polisi.

Advertisement

Tidak jelas apakah semua yang dibawa ke Community Hospital tewas dalam serangan gereja itu.

"Penuh kepanikan, beberapa umat Kristen mulai melarikan diri hingga peluru dan granat mulai berjatuhan di pekarangan paroki, menjebak yang tetap tinggal di bangunan itu," kata pendeta gereja itu, Moses Aliou, seperti dikutip dari Antara, Rabu (2/5/2018).

Kanselir Keuskupan Agung Bangui, Walter Brad Mazangue menyebutkan pendeta lain bernama Albert Toungoumale Baba ditembak mati dalam serangan itu. Massa marah sekitar seribu orang berkumpul ketika jasadnya dibawa ke istana presiden sebagai bentuk protes.

Jatidiri kelompok itu tidak diketahui, tetapi serangan itu terjadi di perbatasan lingkungan PK 5 Muslim, yang didominasi Muslim, tempat 21 orang tewas pada bulan lalu ketika misi gabungan oleh pasukan pemelihara perdamaian Amerika Serikat dan pasukan keamanan lokal melucuti keturunan kelompok kriminal hingga pada pertempuran terbuka.

Pendemo yang marah, yang menyalahkan tentara AS karena menembaki warga yang memprotes operasi itu, membawa mayat orang mati ke gerbang MINUSCA.

MINUSCA dan polisi tidak segera tersedia untuk dimintai komentar pada Selasa (1/5/2018).

Kekerasan antar-agama ini mengingatkan pada bentrokan di masa lalu di Republik Afrika Tengah, yang belum pulih mulai 2013 ketika sebagian besar pemberontak Muslim Seleka menggulingkan Presiden Francois Bozize pada 2013, memprovokasi pembunuhan pembalasan oleh kelompok-kelompok bersenjata "anti-Balaka", yang sebagian besar diambil dari komunitas Kristen.

Kelompok "pembelaan diri" Muslim bermunculan di PK5, menyatakan melindungi warga Muslim, yang terpusat di sana, terhadap upaya mengusir mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pembangunan TPS Sementara Gadingsari di Bantul Jalan Terus, Lahan Masih Dibersihkan

Bantul
| Rabu, 24 April 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement