Advertisement

Blunder Prabowo di Debat Pilpres

Nancy Junita
Jum'at, 18 Januari 2019 - 12:30 WIB
Budi Cahyana
Blunder Prabowo di Debat Pilpres Pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). - ANTARA/Sigid Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA– Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menuding Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, melakukan kesalahan fatal saat menyebut president chief of law enforcement dalam debat capres 2019 putaran pertama yang berlangsung di Hotel Bidakara, Kamis (17/1/2019) malam.

Menurut Hasto,  Prabowo Subianto membuat blunder yang mencerminkan karakter dasarnya bahwa menjadi presiden itu sebagai chief of law inforcement.

Advertisement

“Pernyataan yang berbahaya. presiden menentukan kebijakan politik hukum sebagai penjabaran fungsinya sebagai kepala pemerintahan. Presiden tidak boleh intervensi atas masalah hukum. Jadi apa yang disampaikan bahwa presiden adalah chief of law enforcement officer adalah cermin bawah sadarnya untuk gunakan jabatan presiden sebagai alat intervensi hukum,” jelas Hasto dalam pernyataan tertulisnya.

Atas pernyataan tersebut Hasto tidak heran mengapa Prabowo-Sandi terus menyerang Jokowi.

“Berbagai persoalan lapangan yang diangkat Sandi perlu dicek kebenaran sebagai real case atau bagian dari kemasan untuk menyerang Pak Jokowi,” tukas Hasto.

Hasto menyebut, hal yang menarik dari debat capres adalah posisi Kiai Maruf sebagai cawapres yang memberikan dukungan sepenuhnya terhadap kebijakan Jokowi.

“Agresifnya Sandi sekadar menyampaikan pesan bahwa Sandi lebih proaktif. Namun dalam tata pemerintahan yang baik, apa yang ditampilkan Sandi dikhawatirkan akan menciptakan peluang konflik. Sebab konstitusi mengatakan wapres itu membantu presiden. Dengan demikian posisi yang diambil Kyai Maruf sangatlah tepat, mendukung kebijakan presiden,” kata Hasto lagi.

 Sekjen PDIP ini menambahkan, sekali bicara pernyataan Kiai Maruf singkat namun menohok.

 “Mengajak semua pihak membangun budaya menghormati kaum disabilitas. Ini menunjukkan kepiawaian dan kemampuan melihat solusi atas persoalan dan tidak hanya berorasi atau tebar janji,” tutur Hasto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemkab Sleman Berupaya Mempercepat Penurunan Angka Stunting

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 07:27 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement