Advertisement

FPI Gunting Celana Perempuan di Aceh karena Dianggap Tak Islami

Newswire
Selasa, 25 Desember 2018 - 21:50 WIB
Bhekti Suryani
FPI Gunting Celana Perempuan di Aceh karena Dianggap Tak Islami Laskar FPI Nagan Raya memotong bagian ujung celana ABG yang diduga memakai busana ketat dan tak Islami, saat melakukan razia busana ketat di kawasan Pantai Wisata Seunagan, Kecamatan Kuala Pesisir, Sabtu (22/12/18) sore. - Antara Aceh

Advertisement

Harianjogja.com, NAGAN RAYA- Front Pembela Islam (FPI) merazia sejumlah perempuan yang mengenakan celana jins di Aceh.

Laskar FPI diprotes, karena melakukan razia perempuan-perempuan yang kedapatan memakai celana jins di Kabupaten Nagan Raya, Aceh .

Advertisement

Mereka menghentikan perempuan yang memakai celana jins dan memotong ujung celana karena dianggap terlampau ketat.

Dalam aksi yang tak sesuai aturan hukum tersebut, orang-orang FPI menghentikan tiga perempuan ABG dan memotong ujung celana mereka di kawasan Pantai wisata Seunagan, Kecamatan Kuala Pesisir, Sabtu (22/12/2018) akhir pekan lalu.

Aksi ini terjadi ketika berlangsungnya razia busana tak Islami yang dilancarkan oleh organisasi tersebut. Mereka menyasar sejumlah kafe yang ditenggarai digunakan sebagai tempat berdua-duaan dan melanggar syariat Islam.

"Saya tidak pernah menginstruksikan anggota untuk memotong ujung celana ABG yang memakai celana ketat, itu inisiatif mereka sendiri," kata Wakil Ketua FPI Kabupaten Nagan Raya Bidang Hisbah, Teuku Armansyah SPd I, seperti diberitakan Antara, Selasa (25/12/2018).

Ia menjelaskan, bagian yang dipotong oleh laskarnya tersebut merupakan bagian ujung celana saja, dan tidak secara keseluruhan.

Armansyah menduga, aksi pemotongan tersebut dilakukan agar ke depan seluruh warga muslim di Nagan Raya dapat memakai busana yang diklaimnya Islami, dan tidak ketat saat berada di luar rumah atau di lokasi publik.

Teuku Armansyah menambahkan, razia busana ketat yang dilakukan oleh FPI Nagan Raya sepanjang Sabtu sore, dimaksudkan untuk menindaklanjuti seruan bersama pemerintah daerah, agar tidak merayakan perayaan tahun baru masehi.

"Intinya pemotongan ujung celana ketat oleh laskar itu inisiatif mereka sendiri, hal ini dimaksudkan agar ke depan celana ketat tak lagi digunakan, karena hal ini melanggar syariat Islam. Apalagi selama ini, kami sering melakukan sosialiasi agar warga muslim memakai busana yang sopan dan menutup aurat saat berada di luat rumah," pungkasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jalan Rusak di Sleman Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Pasang Spanduk Obyek Wisata Jeglongan Sewu

Sleman
| Sabtu, 20 April 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement