Advertisement

Kotak Suara Berbahan Kardus, GP Anshor: Masyarakat Semakin Ragu

Yusran Yunus
Minggu, 16 Desember 2018 - 09:17 WIB
Nina Atmasari
Kotak Suara Berbahan Kardus, GP Anshor: Masyarakat Semakin Ragu Chusni Mubarok - ist

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Semakin mendekati pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengeluarkan pernyataan untuk menggunakan kotak suara Pemilu 2019 dari bahan kardus. Keputusan ini menuai kontroversi di publik.

Banyak kalangan menilai langkah tersebut memicu spekulasi yang beragam, diantaranya kemungkinan akan terjadinya kecurangan lantaran kotak suara akan sangat mudah dirusak.

Advertisement

Wakil Sekjen Gerakan Pemuda Ansor, Chusni Mubarok mengatakan keputusan kontroversial itu akan semakin menambah keraguan masyarakat terhadap kredibilitas Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif yang akan dilaksanakan secara serentak pada 17 April 2019.

"Saat ini kan marak pandangan miring Pemilu 2019 akan berlangsung tidak fair. Hal itu mengemuka setelah terjadinya sejumlah kasus. Mulai dari tercecernya e-KTP hingga daftar pemilih yang juga masih bermasalah," ujar Chusni dalam pernyataan pers media center Prabowo-Sandi yang diterima Bisnis, Sabtu (15/12/2018).

Situasi semakin runyam dengan keluarnya keputusan KPU yang menggunakan bahan kardus untuk kotak suara. "Inilah yang akan memunculkan kecurigaan di tengah masyarakat".

Ketua DPP Partai Gerindra ini mengingatkan kepada KPU untuk lebih sensitif dengan meluasnya kritikan masyarakat terhadap keputusan tersebut. Jika tidak dapat dicegah sejak saat ini, dikhawatirkan masyarakat akan semakin kehilangan kepercayaannya kepada penyelenggara Pemilu.

"Siapapun bisa buka kardus itu tanpa berbekas atau tanpa buka gemboknya. Sepertinya banyak orang juga bisa lakukan itu. Artinya gembok disitu nggak ada artinya," katanya.

Sebelumnya, Ketua KPU Arief Budiman menyanggah bahwa kotak suara yang dibuat oleh pihaknya tersebut mudah rusak.

Dia memastikan kotak suara berbahan karton kedap air aman untuk digunakan. Alasannya, model seperti ini juga dipilih karena lebih hemat.

"Penghematan perlu, tapi harus yang mendasar. Urusan kotak suara kok bicara hemat, sementara hutang BUMN dan gaji para elit mereka hambur-hamburkan," tandas Chusni yang juga calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Gerindra Dapil Malang Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement