Advertisement
Ketua BPN Prabowo-Sandi Mengklaim Elektabilitas Hanya Terpaut 6% dari Jokowi-Ma’ruf
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG — Pemilihan presiden dan wakil presiden yang bakal digelar 2019 akan diikuti dua pasang calon yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Badan Pemenangan Nasional Pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengklaim elektabilitas capres nomor urut 2 itu hampir menyamai pasangan capres-cawapres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
"Saat ini jarak [elektabilitas] capres-cawapres Prabowo-Sandi hanya terpaut 6% lebih kecil. Saya berharap pergantian tahun nanti sudah bisa menyamakan," kata Djoko Santoso selaku Ketua Badan Pemenangan Nasional Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (4/12/2018).
Advertisement
Hal tersebut disampaikan Djoko pada acara Pembekalan Lintas Ormas, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Sukarelawan Jateng Pendukung Capres-Cawapres Prabowo-Sandi di Hotel Santika Premiere, Kota Semarang, Jateng. Hadir dalam acara tersebut Ketua Badan Pemenangan Prabowo-Sandi Jateng Abdul Wachid dan sejumlah pimpinan ormas serta sukarelawan dari kabupaten/kota se-Jateng.
Ia optimistis elektabilitas capres-cawapres Prabowo-Sandi bisa mengimbangi capres-cawapres Jokowi-Amin jika melihat dari luas wilayah Indonesia. Bahkan, lanjut dia, pada beberapa wilayah, seperti Provinsi Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara, capres-cawapres Prabowo-Sandi diprediksi bisa mengungguli Capres Jokowi-Ma’ruf.
Kendati demikian, Djoko mengakui diperlukan kerja keras dari tim koalisi pendukung Prabowo-Sandi jika ingin unggul dalam perolehan suara Pemilihan Presiden dan Wakil Prsiden (Pilpres) 2019 di daerah Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, Jawa Timur. Jawa Tengah diakui sebagai wilayah yang paling berat.
Menurut dia, yang harus dilakukan secara garis besar adalah mempertahankan basis suara capres Prabowo Subianto pada Pilpres 2014. Ia menyebutkan dukungan terbesar untuk pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi berasal dari kalangan masyarakat ekonomi dan pendidikan menengah ke atas. Sedangkan, masyarakat menengah ke bawah, belum bisa ditembus oleh tim pemenangan dengan berbagai pertimbangan.
"Kami menargetkan bisa mengambil suara separuh di antaranya sehingga keberadaan sukarelawan yang totalnya sampai saat ini berjumlah dua juta sangat diperlukan dan harus dirangkul oleh parpol koalisi, jangan sampai jalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tudingan Jokowi Cawe-cawe Pilpres Lewat Penjabat Daerah Tak Terbukti, Berikut Dalil Putusan MK
- Lima Polisi di Cimanggis Ditangkap karena Penyalahgunaan Narkoba
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mensos Risma Janjikan Pemasangan Alarm Bahaya Bencana di Kawasan Semeru
- Kemenlu RI Pastikan Tak Ada WNI Terdampak Gempa Magnitudo 5,5 Taiwan
- PDIP Gabung Pemerintah atau Oposisi Akan Ditentukan di Rakernas
- Dataran Tinggi Dieng Diajukan sebagai Geopark Nasional
- Jokowi dan Gibran Bukan Bagian dari PDIP, Komarudin Watubun: Orang Sudah di Sebelah Sana
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Presiden: Ini Penting bagi Pemerintah
- Lima Polisi Terlibat Kasus Narkoba, Kompolnas: Atasan Langsung Juga Harus Diperiksa
Advertisement
Advertisement