Advertisement

Kubu Prabowo dan Jokowi Saling Sindir soal Genderuwo Ekonomi

Newswire
Rabu, 14 November 2018 - 09:50 WIB
Bhekti Suryani
Kubu Prabowo dan Jokowi Saling Sindir soal Genderuwo Ekonomi Sandiaga Uno. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA– Masing-masing kubu Prabowo dan Jokowi hingga kini saling tuding dengan memakai istilah genderuwo. Istilah politik genderuwo tenar setelah dilontarkan capres nomor urut 01 Joko Widodo.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menilai sosok genderuwo yang sedang tenar pada kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 itu adalah mereka yang suka menakuti dengan menyebut situasi ekonomi Indonesia tengah buruk.

Advertisement

Pernyataan Ace itu menanggapi apa yang disampaikan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno yang meminta pemerintah mewaspadai para "genderuwo" ekonomi, mulai dari ekonomi rente hingga pangan.

"Bagi kami, genderuwo ekonomi tercermin dari pernyataan para politisi yang selalu menakut-nakuti rakyat dengan narasi yang pesimistis dan ketidakpastian ekonomi yang sebetulnya tidak sesuai dengan fakta objektif yang dihadapi masyarakat," ujar Ace dalam keterangan tertulisnya yang diterima Selasa (13/11/2018).

Ace mencontohkan narasi-narasi pesimistis yang pernah disampaikan pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Di antaranya Indonesia akan bubar di tahun 2030, rakyat Indonesia 99% hidup pas-pasan, harga-harga bahan pokok di pasar naik, tempe setipis ATM, chicken rice di Singapura lebih murah dibandingkan di Jakarta, dan lain-lain.

Menurut Ace, narasi-narasi tersebut malah membuat rakyat seakan-akan takut. Sementara itu, ia menyangsikan fakta-fakta yang disampaikan Prabowo-Sandiaga dan tim pemenangannya.

"Pak Jokowi telah melakukan pengecekan langsung di pasar untuk memastikan harga-harga kebutuhan pokok itu apakah sesuai dengan yang dituduhkan. Ternyata kenyataan tidak. Harga-harga stabil sebagaimana data inflasi yang selalu terkendali selama pemerintahan Jokowi," jelasnya.

Ketua DPP Partai Golkar itu memaklumi perbedaan pandangan politik itu merupakan bagian dari proses demokrasi. Namun, ia menyayangkan adanya upaya menciptakan ketakutan ekonomi yang sangat membahayakan bagi rakyat.

"Kami tahu bahwa tujuan dari narasi itu adalah bagian dari mencari simpati rakyat. Namun apakah harus dengan cara begitu kita ingin mendapat simpati rakyat yang justu merugikan rakyat itu sendiri? " pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Okezone.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pilkada 2024, PDIP DIY Tegaskan Terbuka Bekerja Sama dengan Partai Lain

Jogja
| Selasa, 23 April 2024, 13:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement