Advertisement

Tertimbun Longsor, Jalur Darat Sigit Masih Putus

Newswire
Senin, 22 Oktober 2018 - 13:37 WIB
Kusnul Isti Qomah
Tertimbun Longsor, Jalur Darat Sigit Masih Putus Warga mengambil sisa-sisa bangunan yang masih bisa digunakan di lokasi terdampak pergerakan atau pencairan tanah (likuifaksi) di Balaroa Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (14/10/2018). - ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Advertisement

Harianjogja.com, SIGI-Jalur darat di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah hingga saat ini masih putus akibat tanah longsor pada Sabtu (20/10/2018).

"Kami sekarang ini lagi antre untuk menuju Palu dengan menggunakan helikopter, sebab jalur Salua-Sadaunta di Kecamatan Kulawi belum bisa dilewati karena tertimbun tanah longsor," kata Idin Massa, seorang relawan asal Kabupaten Banggai yang sebelumnya mengantar bantuan untuk korban gempa di Kecamatan Kulawi kepada Antara melalui telepon genggam di Sigi, Senin (22/10/2018).

Advertisement

Ia mengatakan dalam dua hari terakhir ini banyak warga, termasuk para relawan penanganan dampak gempa bumi, terjebak longsor. Mereka hanya bisa ke Kota Palu dengan menggunakan helikopter milik swasta.

"Tapi karena jumlah warga yang antre cukup banyak, maka evakuasi dilakukan secara bertahap sejak dari hari Minggu [21/10/2018]," kata dia.

Berdasarkan informasi, jalur jalan provinsi yang menghubungkan Kota Palu dengan Kecamatan Kulawi putus total akibat tanah longsor, akhir pekan lalu.

Sekitar 13 di antara 18 titik sepanjang jalur antara Desa Salua-Sadaunta tertimbun longsor cukup parah sehingga perlu waktu untuk menormalkan jalur tersebut.

Sebagian masyarakat, kata Idin, terpaksa jalan kaki selama tiga jam menyusuri hutan dan aliran sungai yang bermuara di Sungai Gumbasa untuk melewati jalur tersebut.

"Tidak ada jalan alternatif. Masyarakat harus jalan kaki agar bisa melanjutkan perjalanan ke Kota Palu dan sebaliknya ke Kulawi," kata dia.

Tanah longsor mengakibatkan empat kecamatan di Kabupaten Sigi, yakni Lindu, Kulawi, Pipikoro, dan Kulawi Selatan kembali terisolasi. Pendistribusian bantuan logostik, berupa makanan dan tenda sekolah, di empat wilayah tersebut terpaksa melalui udara.

Selain tanah longsor, banjir menerjang Desa Salua akibat sungai di wilayah itu meluap, menyusui hujan lebat mengguyur selama beberapa hari terakhir ini.

Bencana alam tersebut tidak menelan korban jiwa, kecuali beberapa rumah rusak dan terendam banjir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Puluhan Kilogram Bahan Baku Petasan Disita Polres Bantul

Bantul
| Kamis, 28 Maret 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement