Advertisement

PENCARI KERJA: Setelah Lulus Mau ke Mana? Mahasiswa Masih Banyak Yang Bingung

Salsabila Annisa Azmi
Selasa, 18 September 2018 - 19:35 WIB
Maya Herawati
PENCARI KERJA: Setelah Lulus Mau ke Mana? Mahasiswa Masih Banyak Yang Bingung Ilustrasi pencari kerja - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Talent Development Manager Engineering Career Center (ECC) Universitas Gadjah Mada (UGM), Gita Aulia Nurani, membenarkan bahwa saat ini banyak mahasiswa pencari kerja yang bingung soal pilihan kariernya. Mayoritas dari mereka menginginkan bekerja di bidang kreatif di mana mereka dapat bekerja secara fleksibel dan mengembangkan ide dan kreativitas mereka.

Menurut mereka, pekerjaan semacam PNS dan pekerjaan konvensional lainnya membosankan. Namun di sisi lain mereka menginginkan besaran gaji perusahaan BUMN dan PNS yang lebih menjanjikan dan stabil.

Advertisement

“Benar sekali, mereka masih banyak banget yang bingung. Mungkin karena selama kuliah belum pernah menjajal langsung di lapangan. Tetapi sampai sejauh ini, pilihan mereka mengerucut ke industri kreatif,” kata Gita.

Gita mengatakan lowongan industri kreatif berbentuk start up dan e-commerce berkembang pesat selama setahun terakhir. Bisa dibilang tahun ini adalah puncaknya. Gita mengatakan dua jenis perusahaan itu sedang gencar berburu tenaga kerja di bidang teknologi informasi. Namun seringnya perusahaan mencantumkan kriteria Semua Jurusan untuk posisi tertentu seperti Customer Service dan Business Development.

Berdasarkan data ECC Universitas Gadjah Mada melalui Job Fair 2018 pada September lalu, terdapat 66 perusahaan yang mencari tenaga kerja melalui ECC UGM dengan total lowongan sebanyak 414 posisi. Job Fair tersebut diikuti oleh 109.510 pencari kerja. Perusahaan yang banyak menyediakan lowongan dan  diincar dalam job fair tersebut adalah perusahaan di bidang start up, khususnya bagian teknologi informasi (19,7%), disusul dengan perbankan (15,15%), produk konsumsi (7,58%), makanan dan minuman (6%), pelayanan pendidikan (6%), keuangan (6%), ritel (3%) dan konsultan (3,03%). 

Dari semua jurusan pendaftar, problem mereka saat memilih lowongan adalah kekurangan informasi relevan terkait berbagai jenis pekerjaan yang akan dipilih. “Masalah itu mendominasi di pendaftar, persentasenya 36 persen. Jadi itu yang membuat mereka kebingungan saat pilih karier. Plus mindset pekerjaan mereka masih diukur dari materi, aspek fasilitas, kenyamanan dan jenjang karir diabaikan di awal pemilihan kerja,” kata Gita.

Sedangkan Career Center UII menyediakan sebuah platform website di alumni.uii.ac.id yang memungkinkan antar alumni berinteraksi. “Di sana sekarang ada 5.000 member,” ujar Abdurrahman Al-Faqiih, Kepala Career Center UII, saat ditemui di ruangannya di Fakultas Hukum UII, Jumat (14/9).

Ia menyebutkan 2017 lalu ada sekitar 73 % lulusan UII yang dalam rentang waktu tiga bulan sudah bisa berkarya. “Mereka berkarya ya, itu termasuk ada yang bekerja dan berwirausaha. Kayaknya ke depan kita akan mencoba identifikasi minat bakat mahasiswa. Jadi, perguruan tinggi akan bisa mendeteksi dan mengarahkan,” jelas dia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Lajeng Padmaratri

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

AJARAN AGAMA: Generasi Milenial Dinilai Penting Belajar Fikih

Bantul
| Rabu, 24 April 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement