Advertisement

SOSOK: Joko Sularno, Berdayakan Ratusan Warga, Kelola Bank Sampah

Salsabila Annisa Azmi
Minggu, 16 September 2018 - 17:35 WIB
Maya Herawati
SOSOK: Joko Sularno, Berdayakan Ratusan Warga, Kelola Bank Sampah Joko Sularno - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Prihatin melihat kondisi Dusun Badran yang dipenuhi sampah berserakan hingga bantaran Sungai Winongo, Joko Sularno bertekad merangkul warga Badran mengelola sampah. Ia kemudian menginisiasi Bank Sampah Lintas Winongo yang saat ini telah memberdayakan 200 warga Dusun Badran.

Bank Sampah Lintas Winongo terlihat lengang saat Harian Jogja datang. Hanya ada beberapa tumpukan sampah botol plastik yang tertata rapi di sebuah rak kayu dan berbagai hiasan buatan warga dari sampah botol menggantung di langit-langit atap.

Advertisement

Sosok Joko Sularno muncul dari balik rak sampah, setelah duduk, dia mulai bercerita tentang Bank Sampah Lintas Winongo  yang dirintisnya sejak 2008 setelah memamerkan hiasan buatan warga tersebut.

“Sejak 2008 sampai saat ini ada sekitar 200 anggota di bank sampah ini, sebagian bukan warga Dusun Badran. Ada yang dari luar sini. Mereka menabung setiap minggu. Bahkan ada yang sesedikit apapun sampahnya, dia tetap setor. Akhir bulan kaget dia, dari sampah sesedikit itu tiap harinya, ternyata bisa menghasilkan Rp400.000 per minggunya di tabungan bank sampahnya,” kata Joko belum lama ini.

Berkat Bank Sampah Lintas Winongo, saat ini warga Dusun Badran, khususnya RW 011 telah menyadari nilai ekonomis dari sampah rumah tangga mereka. Baik itu sampah non organik maupun organik. Akibatnya kini tak ada lagi sampah menggunung di Dusun Badran, seperti yang dia temukan saat kali pertama merantau ke Kota Jogja pada 1993.

Joko secara berkala juga melakukan kegiatan pelatihan daur ulang sampah. Sesekali, produk daur ulang buatan warga ditawarkan ke kenalan-kenalannya. Baru-baru ini ada orang yang membeli 800 buah produk daur ulang dari Bank Sampah Lintas Winongo. Hasil pun dibagikan kepada para warga yang membuat produk tersebut.

Selain daur ulang, bank sampah rintisan Joko juga menyediakan fasilitas tukar sampah dengan sembako. Warga diperkenankan menukar sampah dengan bahan sembako yang mereka inginkan. Sang istri, Siti Rojanah, membantunya mengingatkan warga untuk menabung sampah setiap minggunya. Rojanah rajin memasuki setiap perkumpulan dasawisma setiap RW untuk mengingatkan tabungan anggota dan merekrut anggota baru.

Joko sadar betul dia harus menggandeng istrinya untuk mendukung program-programnya. Sampah yang menggunung di bantaran Sungai Winongo mayoritas adalah sampah rumah tangga yang berasal dari dapur. Pendekatan dengan para ibu rumah tangga tentunya harus dilakukan oleh sang istri.

“Satu kuncinya untuk membuat warga sadar untuk tidak buang sampah sembarangan. Saya tunjukkan ke mereka bahwa sampah itu membawa nilai ekonomis. Saya rutin tunjukkan berapa jumlah tabungan mereka. Warga yang sudah gabung juga merasakan, per minggunya saja mereka bisa dapat Rp300.000 sampai Rp400.000. Akhirnya mereka makin semangat memilah sampah, yang belum ikut ya ingin,” kata Joko.

Joko mengatakan warga menggunakan uang tersebut sebagai tabungan kebutuhan sehari-hari, beberapa ada yang sengaja menyimpan tabungannya dalam jangka waktu  yang lebih panjang untuk kebutuhan terencana.

 

Pendapatan Warga

Kantong pendapatan tambahan warga pun kini bergantung pada Bank Sampah Lintas Winongo. Apalagi sejak 2013, Joko juga mulai mengajak anggota bank sampah mengumpulkan minyak jelantah hingga ke pelosok kampung untuk dijual per liternya ke agen perusahaan Danone sebagai bahan bakar biodiesel.

Melalui sistem simpan pinjam bank sampah dan gerakan pengumpulan minyak jelantah, Joko membangkitkan semangat masyarakat mengumpulkan sampah rumah tangganya setiap minggu.

Joko lalu “menyulap” pemandangan Dusun Badran berpuluh tahun lalu yang penuh sampah berserakan menjadi dusun yang berpemandangan asri.

Beberapa penghargaan pun pernah diterima Bank Sampah Lintas Winongo, antara lain Juara II Bank Sampah Terbaik 2010 kategori kepadatan tinggi, Wali Kota Award 2011, Juara II Provinsi dalam lomba Green and Clean 2011, 2013, 2014 dan Penghargaan Pembina Bank Sampah di Tingkat Provinsi pada 2016 dan 2017.

“Saya merintis bank sampah bukan semata-mata ingin penghargaan, ya karena itu, saya prihatin lihat kondisi awal di sini, sampah di mana-mana, saya merasa warga harus ditingkatkan kesadaran agar tidak buang sampah sembarangan bahkan buang sampah di sungai,” kata Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement