Advertisement
Seorang TKI di Afrika Selatan Meninggal secara Tragis, Ia Terinjak Kawanan Gajah Liar saat Memotong Rumput
Advertisement
Harianjogja.com, GABON- Kecelakaan kerja dialami seorang tenaga kerja Indonesia asal Tulungagung yang tengah mengadu nasib sebagai buruh petik-angkut kelapa sawit di Gabon, Afrika Selatan.
Munangin, 48, dilaporkan tewas akibat terinjak rombongan gajah liar saat membersihkan rumput di lokasi kerjanya.
Advertisement
Kepastian meninggalnya pria asal Desa Ngantru, Kecamatan Ngantru, Tulungagung, Jawa Timur itu disampaikan pihak keluarganya saat dikonfirmasi wartawan di Tulungagung, Senin (6/8/2018).
"Yang pertama mendapat kabar duka adalah kakak ipar saya yang di Pasuruan. Ada teman suami di sana [Gabon, Afrika] yang mengabarkan," kata istri Munangin, Siti Maryamah.
Dalam suasana masih syok, Siti Maryamah kini hanya bisa pasrah.
Harapannya kini adalah jasad suaminya segera bisa dipulangkan ke Indonesia.
"Kami ingin suami saya bisa dimakamkan yang layak di sini," katanya.
Sempat cerita tentang firasat buruk, Siti mengatakan biasanya Munangin aktif menelepon ke rumah dan keluarga di Indonesia, terutama ke Siti Maryamah.
Namun sejak Senin (6/8/2018) pagi. Munangin yang biasanya aktif menelepon keluarga dua kali sehari, tiba-tiba tidak bisa dihubungi.
Awalnya Siti Maryamah tidak menaruh curiga berlebihan, sampai akhirnya kakak ipar Siti Maryamah, Iswarin mendapat kabar duka dari TKI lain di Gabon yang mengetahui kejadian naas tersebut.
Munangin tewas saat sedang bekerja membersihkan rumput di area perkebunan sawit tempatnya bekerja.
Namun saat itu tiba-tiba ada serombongan gajah liar yang mengamuk dan menyerang pekerja.
"Mendapat informasi tersebut kakak ipar saya yang saat itu tinggal di Pasuruan langsung menuju Tulungagung untuk mengabarkan ke keluarga sini," katanya.
Anak pertama korban, Saifurohman, 22 mengaku, ayahnya tersebut mulai menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara Gabon, Afrika selatan sejak setahun lalu di sebuah tempat perkebunan sawit.
"Kami sering komunikasi lewat telepon atau video call saat ayah tengah istirahat," ujarnya.
Bahkan, tanda-tanda ayahnya tidak ada seperti tidak enak makan dan tangan terasa dingin terus menerus tengah dirasakannya, di tambah sejak dua hari terakhir dirinya dengan ayahnya tidak melakukan komunikasi seperti biasanya.
"Saya tidak menyangka ternyata firasat yang saya alami merupakan pertanda kepergian ayah selama-lamanya," katanya.
Dia mengaku, terakhir komunikasi dengan ayahnya pada Sabtu (4/8/2018) malam.
"Kalau waktu terakhir komunikasi, biasa saja seperti waktu-waktu biasa," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Terseret Kasus Pencucian Uang, KPK Cegah Windy Idol ke Luar Negeri
- SBY Mengaku Menitipkan Sesuatu kepada Prabowo Subianto
- Kejagung Tetapkan Harvey Moeis Suami Artis Sandra Dewi Jadi Tersangka Korupsi Timah
- Prabowo Akan Pasang Foto SBY di Istana Presiden Baru
- AHY Sebut Prabowo Minta Demokrat Siapkan Kader Terbaik untuk Duduk di Kabinet
- BMKG Prediksi Cuaca Kota Besar di Indonesia Cenderung Kondusif
- Korlantas Siapkan Rekayasa Antisipasi 70 Juta Kendaraan Mudik Lebaran 2024
Advertisement
Advertisement