Advertisement

3 Tewas dan 10 Terkubur Hidup-Hidup saat Hujan Lebat di Jepang

Newswire
Sabtu, 07 Juli 2018 - 13:17 WIB
Nina Atmasari
3 Tewas dan 10 Terkubur Hidup-Hidup saat Hujan Lebat di Jepang Dokumentasi Warga terlihat menunggu helikopter penyelamat di wilayah pemukiman yang banjir dekat sungai Kinugawa, akibat topan Etau, di Joso, perfektur Ibaraki, Jepang dalam foto yang diambil Kyodo, Kamis (10/9/2015). Satu orang hilang saat 90.000 jiwa diperintahkan dievakuasi setelah sungai meluap di wilayah bagian utara Tokyo setelah hujan lebat beberapa hari, menurut media setempat. - REUTERS/Kyodo)

Advertisement

Harianjogja.com, OANA- Bencana melanda Jepang. Hujan lebat mengakibatkan tanah longsor, Jumat (6/7/2018). Akibatnya tiga orang dikonfirmasi tewas dan sedikitnya 10 orang lagi dipercaya terkubur hidup-hidup.

Ketiga orang tersebut telah dikonfirmasi meninggal di Prefektur Hyogo, Hiroshima dan Osaka setelah mereka terjebak banjir.

Advertisement

Sementara itu, sedikitnya 10 orang diduga telah terkubur hidup-hidup oleh tanah longsor di Kota Higashihiroshima di Prefektur Hiroshima.

Curah hujan yang tak pernah tercatat sebelumya terus mengguyur banyak wilayah Jepang sementara perintah pengungsian dikeluarkan untuk lebih dari 170.000 orang di sembilan prefektur.

Pemerintah lokal mengatakan seorang pria yang berusia akhir 50-an tahun telah dinyatakan meninggal setelah ditemukan di sungai yang airnya meluap di Prefektur Hiroshim.

Seorang perempuan yang berusia 70-an atau 80-an dilaporkan ditemukan dalam keadaan meninggal di dalam saluran air di Jepang Tengah, kata polisi lokal, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.

Sementara itu sejumlah orang masih belum ditemukan, termasuk seorang lelaki di Prefektur Kochi, yang mobil pengiriman susunya diduga telah dihanyutkan air.

Satu mobil ditemukan di sungai yang airnya menggelegak pada Jumat dini hari, dan diduga milik perempuan yang berusia 50-an tahun yang belakangan dikonfirmasi meninggal setelah ia meninggalkan rumahnya di Prefektur Kyoto.

Dua orang hilang dan diduga terkubur oleh tanah longsor pada Jumat pagi di Prefektur Fukuoka, kata polisi lokal. Menurut perkiraan mereka, enam orang telah diselamatkan dari tanah longsor yang menimbun rumah di wilayah permukiman di prefektur itu.

Namun di daerah yang sama, seorang remaja laki-laki dihanyutkan air di saluran irigasi, kata laporan media setempat.

Di Prefektur Koschi di Jepang Barat, lebih dari 900 milimeter curah hujan turun dalam waktu 48 jam, sehingga para pejabat prefektur memintah bantuan Pasukan Bela Diri Darat (GSDF) dalam operasi pencarian dan pertolongan.

Layanan transportasi telah sangat terganggu sejak Kamis, kata Kementerian Transportasi. Sejumlah sebagian layanan kereta peluru Shinkansen terganggu dan sebagian jalan raya arteri utama ditutup.

Menurut JMA, curah hujan aktif mengakibatkan hujan lebat di sebagian besar wilayah barat dan timur Jepang, dan bisa berlangsung terus sampai Ahad.

Lembaga tersebut mengatakan kondisi atmosfir dari barat sampai utara diperkirakan tetap sangat tak stabil akibat udara lembab dan panas yang mengalir ke dalam sistem tekanan rendah dan front aktif di dekat Jepang Utara.

Front itu, kata JMA, akan menjadi lebih aktif saat front tersebut tetap berada di dekat Pulau Utama Jepang, Honshu.

Lembaga itu memperingatikan Wilayah Kinki, yang meliputi Prefektur Kyoto, Hyogo dan Osaka dapat diguyur hujan sangat lebat, sehingga meningkatkan resiko banjir, tanah longsor, sambaran petir dan tornado.

Air sungai dari Hokkaido sampai Kyushu telah dilaporkan berada di atas tingkat peringatan banjir dan lembaga cuaca tersebut telah memperingatkan tanah longsor mungkin terjadi lagi akibat curah hujan yang sangat tinggi.

JMA mendesak rakyat agar tetap berhati-hari dan mendengarkan peringatan darurat dari pemerintah lokal, yang mengeluarkan saran atau menyerukan pengungsian segera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement