Advertisement

Gara-Gara Skandal Seks, Tahun Ini Tak Ada Pemenang Nobel Sastra

Budi Cahyana
Jum'at, 04 Mei 2018 - 15:25 WIB
Budi Cahyana
Gara-Gara Skandal Seks, Tahun Ini Tak Ada Pemenang Nobel Sastra Anders Olsson, Sekretaris Swedish Academy, mengumumkan penundaan pemberian penghargaan Nobel Sastra, Jumat (4/5/2018). - Reuters/Janerik Henriksson

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Tak ada penghargaan Nobel Sastra tahun ini. Swedish Academy, panel yang berwenang memilih pemenang Nobel Sastra, Jumat (4/5/2018) di Stockholm, Swedia, mengumumkan penundaan pemberian kusala hingga tahun depan.

Sebagai ganti ketiadaan penghargaan tahun ini, pada 2019 nanti akan ada dua penulis yang memenangi Nobel.

Advertisement

Keputusan ini diambil bukan karena tidak ada sastrawan yang dianggap layak menerima Nobel, melainkan lantaran skandal seks yang mengguncang lembaga tersebut. Tahun ini adalah kali pertama sejak Perang Dunia II pantia Nobel tidak memberikan penghargaan kepada sastrawan.

“Krisis di Swedich Academy berdampak besar terhadap pemberian hadian Nobel,” demikian pernyataan Nobel Foundation, Jumat (4/5/2018).

Penundaan pemberian penghargaan ini dinilai penting untuk menjaga reputasi Nobel Sastra dalam jangka panjang.

Kazuo Ishiguro, pemenang Nobel Sastra tahun lalu.

Skandal seks di Swedish Academy terungkap pada November 2018 lalu. Sebuah surat kabar di Swedia menurunkan laporan tentang beberapa perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual Jean-Claude Arnault. Arnault dituduh menggunakan kedekatannya dengan Swedish Academy untuk membujuk rayu perempuan yang dia inginkan. Dia sudah membantah tuduhan ini.

Arnault adalah fotografer yang menjadi suami Katarina Frostenson, anggota Swedish Academy. Dia juga menjadi kawan dekat beberapa anggota akademi dan bersama istrinya menjadi pemilik Forum, pusat kebudayaan di Stockholm yang menerima pendanaan dari Swedish Academy.

Sebanyak 18 anggota Swedish Academy kemudian mundur akibat skandal ini dan menyisakan 10 orang di lembaga tersebut. Jumlah itu terlampau sedikit untuk membuat keputusan.

Penuh Kontroversi

Nobel Sastra, penghormatan paling prestisius di dunia kepenulisan kali pertama diberikan pada 1901. Sudah delapan kali penghargaan tak diberikan. Pada 1914, 1918, 1935, 1940, 1941, 1942, dan 1943, Nobel tak dianugerahkan karena Perang Dunia II dan II. Pada 1953, Swedish Academy juga tak memilih pemenang karena alasan yang sampai sekarang tak diungkapkan. Tahun lalu, kusala ini diberikan kepada novelis Jepang Kazuo Isighuro.

Jean Paul Sartre, menolak penghargaan Nobel Sastra 1964 karena alasan pribadi.

Reputasi Nobel Sastra sempat menjadi kontroversi karena pada 2016 Swedish Academy memilih musikus country Bob Dylan sebagai pemenang Nobel. Dylan dinilai telah menciptakan ekspresi puitis baru di tradisi lagu Amerika. Sementara, sejumlah sastrawan besar tak pernah dianugerahi penghargaan ini meski karyanya dangat berpengaruh, misalnya James Joyce dari Irlandia.

Dalam beberapa tahun terakhir, novelis Jepang Haruki Murakami sangat dijagokan mendapat Nobel, tetapi selalu kalah.

Di sisi lain, ada juga penulis pernah menolak Nobel, yakni Jean Paul Sartre. Menurut dia, hadiah Nobel akan mencemari kesuciannya sebagai cendekiawan.

Sampai sekarang, metode penilaian dan pemberian penghargaan yang ditentukan panel tak pernah diungkap ke publik dan menjadi misteri. Toh, Nobel tetap menjadi rujukan pencapaian tertinggi bagi sastrawan dan penulis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Reuters, New York Times, Guardian

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement