Advertisement

Inilah Posko Anti Kesurupan ala Agus Sumarwoto, Gratis dan Melayani Jasa Lintas Kota

Salsabila Annisa Azmi
Jum'at, 27 April 2018 - 12:25 WIB
Budi Cahyana
Inilah Posko Anti Kesurupan ala Agus Sumarwoto, Gratis dan Melayani Jasa Lintas Kota Poster Posko Anti Kesurupan. - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Seorang agen koran di Jogja yang enggan disebut sebagai dukun maupun paranormal, Agus Sumarwoto, mendirikan Posko Anti Kesurupan. Harianjogja.com beberapa waktu lalu mewawancarai Agus untuk mengulik caranya menyembuhkan orang kesurupan dan mengusir apa yang dia sebut sebagai makhluk gaib. Harianjogja.com juga meminta pendapat dari sosiolog untuk mengetahui mengapa khalayak ramai meyakini kesurupan sebagai peristiwa supranatural. Berikut laporan wartawan Harian Jogja Salsabila Annisa Azmi.

Di sebuah ruko yang penuh dengan tumpukan koran di Banguntapan, Bantul, Agus Sumarwoto menyuguhkan dua gelas teh hangat: satu untuk Harianjogja.com, satu untuk dirinya. Ketika uap dari seduhan teh masih mengepul, dia langsung bercerita tentang alasannya mendirikan Posko Anti Kesurupan. Sesekali dia mengambil jeda, matanya menerawang, dahinya berkerut, seperti orang yang berpikir keras.

Advertisement

Bicaranya sangat hati-hati. Agus memilah-milah kalimat mana yang akan dia lontarkan untuk menjelaskan hal mujarad yang tak semua orang percaya keberadaannya. Bahkan untuk menyebut umurnya pun dia tak mau sembarangan ngomong.

“Berapa ya, pokoknya sudah tua,” kata dia.

Perawakan Agus memang sudah tua. Tubuhnya jangkung. Rambutnya beruban semua. Giginya ompong.

“Anak saya masih SD.”

Meski terkesan misterius, Agus berusaha berbagi pengalaman bergelut di dunia mistik. Perkataan-perkataan yang dia lontarkan penuh ihwal ajaib dan magis tentang sosok-sosok tak kasatmata.

Di tengah cerita, pria yang tidak ingin disebut paranormal, tetapi spiritualis, ini pun meloncat ke pokok lain.

“Ini tidak akan bisa ditulis, kalau mau menulis tentang fenomena kesurupan, mau menulis bagian yang mana? Ini tidak akan bisa dijangkau akal, mana ada yang percaya?” ujar dia.

Setelah berbicara ngalor ngidul, Agus menggambarkan peristiwa kesurupan massal yang terjadi di sebuah SMP Negeri di Kota Jogja setahun lalu. Satu beringin besar berdiri kokoh di pelataran sekolah itu. Demi alasan renovasi, pengelola sekolah menebang pohon tersebut. Sekolah kemudian menganggap itulah penyebab terjadinya kesurupan massal.

Masih tergambar jelas dalam ingatan Agus, siswa-siswa pada kesurupan sampai dua pekan lamanya. Spiritualis, dukun, dan motivator dari berbagai daerah berbondong-bondong datang untuk menghentikan fenomena ganjil tersebut. Namun banyak yang gagal.

“Sebenarnya cara mengatasi kesurupan itu tergantung apakah orang yang disurupi itu mampu diatasi oleh orang yang mengatasi,” kata Agus.

Agak susah mencerna kalimatnya.

Menurut Agus, kekuatan makhluk gaib memiliki berbagai tingkatan mulai dari yang rendahan hingga paling ampuh. Sekilas mirip-mirip kelas petinju, ada yang kelas terbang, bantam, bulu, ringan, welter, menengah, sampai berat.

Namun, Agus lebih memilih menggunakan konsep transendental untuk menjabarkan gagasannya. Bagi dia, kekuatan makhluk halus tak ubahnya level keilmuan dan kekuatan batin manusia. Pengobatan korban kesurupan juga merupakan palagan antara yang baik dan buruk, yang hak dan batil.

Apabila makhluk yang merasuki jasad manusia kekuatannya melebihi tingkat keilmuan sang spiritualis, makhluk tersebut akan susah dikeluarkan. “Dan semakin bersih batin seseorang, dia akan semakin sulit diganggu. Misalnya, manusia yang menjalani hidup dengan ikhlas, jujur, dan bijaksana, tidak akan mampu ditandingi makhluk jahat,” kata Agus.

Menurut Agus, fenomena kerasukan di SMP Negeri di Kota Jogja setahun lalu memang disebabkan oleh kekuatan supranatural yang cukup digdaya sehingga dibutuhkan seseorang yang benar-benar kuat dan bersih batinnya untuk melibas dan melebur kekuatan tersebut. Agus ingat betul, pada akhirnya spiritualis dari Wates yang berhasil melebur kekuatan itu.

Gratis

Sesekali Agus mengisap sigaret di tangan kirinya, terdiam cukup lama, membiarkan suara lalu lalang kendaraan di depan ruko mengisi keheningan. Agus mengaku sejak kejadian tersebut, batinnya terpanggil untuk mendirikan Posko Anti Kesurupan gratis dengan menggunakan kemampuannya. Posko tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia. Agus mengatakan masih ada spiritualis lain yang tergabung dalam komunitas spiritualis di Kota Jogja ini.

Agus tertawa ketika ditanya bagaimana cara meningkatkan keilmuan dan kapasitas batin manusia. Dia bilang ritual tersebut dinamakan laku prihatin. Selain menjalani hidup dengan ikhlas, jujur dan bijaksana, ada pula laku prihatin lainnya yang tak bisa dia jelaskan. Setiap tingkatan memiliki ujiannya masing-masing. Semakin tinggi ilmunya, semakin berat pula ujiannya. Agus mengambil kesimpulan. Intinya, semakin manusia menjalani hidup dengan ikhlas, semakin sukar manusia takluk oleh kekuatan jahat.

“Posko ini bisa mengatasi kesurupan hanya dengan mengirimkan nama korban dan lokasi kejadian. Kami juga membantu kalau misalnya di kota ini ada demonstrasi. Sebenarnya ada juga yang menggunakan kekuatan gaib untuk politik, misalnya dalam demonstrasi itu. Kalau ada manusia anarkis di demonstrasi hingga menyebabkan kaos, jangan dikira itu sepenuhnya karena manusia, itu juga bisa karena jin. Sampai ada anak tega bunuh bapaknya, itu juga ada yang merasuki,” papar Agus.

Agus kemudian berpamitan sejenak untuk pergi mengambil sebuah poster di meja kerjanya yang dipenuhi tumpukan koran dan majalah dari berbagai media. Dia pun menyerahkan satu lembar poster berwarna kuning, berisi daftar jasa gratis yang ditawarkan poskonya, juga tentang mengapa dia mendirikan Posko Anti Kesurupan. “Maaf ya, berantakan banyak tumpukan koran. Saya juga bekerja sebagai agen koran,” kata Agus sembari membiarkan Harian Jogja membaca poster kuning itu.

Agus mengatakan manusia kian menganggap alam niskala tabu untuk diperbincangkan. Ini karena rasionalitas menjadi panglima pertimbangan. Eksesnya, orang ramai tidak memahami alam gaib dan menjauhi laku spiritual. Mereka dipenuhi angkara murka dan semakin rentan dirasuki roh jahat. Menakutkan bukan?

Rasionalitas

Rasionalitas modern sebenarnya bisa menjelaskan fenomena kesurupan. Tentu dengan cara pandang berbeda dengan yang dijabarkan Agus.

Bambang Prihandono, sosiolog dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, mengatakan kesurupan juga bisa diartikan sebagai kondisi psikologi seorang manusia yang tertekan kemudian tidak tertangani, dan akhirnya menular.

Orang yang gampang kesurupan adalah mereka yang menanggung banyak kepahitan, tetapi tidak mengerti apa yang mereka alami, juga tak mampu mendefinisikan permasalahan mereka. Padahal, masalah semestinya harus didefinisikan agar jalan keluarnya bisa diketahui sehingga persoalan bisa dibereskan. Sederhana kedengarannya, tetapi menjadi rumit karena persoalan yang dihadapi manusia acap sangat kompleks.

“Problem yang tidak tertangani bisa mengarah ke stres dan kesurupan,” kata dia.

Bambang kemudian memberikan tilikan sosiologis penyebab banyak orang yakin makhluk gaib menjadi biang histeria massal.

“Masyarakat memanipulasi hal tersebut dan menyalahkan alam gaib dan menjadikannya kambing hitam atas masalah yang belum didefinisikan,” kata dia.

Pendekatan Bambang dan Agus dalam masalah kesurupan, atau histeria dalam bahasa ilmiah, jelas berbeda. Namun, keduanya punya kemiripan solusi mengatasi kerasukan.

Seperti Agus, Bambang juga menganjurkan manusia menjalani hidup dengan ikhlas, melihat sisi baik di setiap peristiwa, supaya kewarasan tetap terjaga.

“Sebenarnya fenomena kesurupan juga rasional, hanya titik pandangnya berbeda,” ujar Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 05:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement