Advertisement

Gara-gara Partai Setan dan Partai Allah, Warga Jogja Kirim Balsem dan Jamu agar Amien Rais Sehat

Salsabila Annisa Azmi
Rabu, 18 April 2018 - 18:10 WIB
Bhekti Suryani
Gara-gara Partai Setan dan Partai Allah, Warga Jogja Kirim Balsem dan Jamu agar Amien Rais Sehat Koyok Istimewa saat beraksi di Bundaran UGM Jogja, Rabu (18/4/2018). - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Koalisi Rakyat Yogyakarta (KOYOK) Istimewa menggelar aksi kirim balsem, telur asin dan jamu beras kencur untuk elite politik yang mendikotomi parpol menjadi dua bagian yaitu Partai Setan dan Partai Allah.

Balsem, koin kerokan, telur kampung dan jamu beras kencur adalah simbolisasi harapan mereka agar elite politik yang dimaksud selalu sehat pikirannya dan tidak lagi mengumbar kalimat pemecah belah persatuan.

Advertisement

Anggota KOYOK Istimewa, Agus Sunandar, hanya tersenyum saat ditanya apakah elite politik yang dimaksud adalah Amien Rais. "Pasti sudah pada tahu aksi ini ditujukan untuk elite politik yang mana," kata Agus kepada wartawan saat beraksi di Bundaran UGM Jogja, Rabu (18/4/2018).

Agus mengatakan telur kampung, beras kencur dan balsem tersebut mengandung harapan agar orang yang dimaksud sehat pikiran dan tidak lagi memecah belah bangsa.

Agus menambahkan, hendaknya semakin bertambah usia maka semakin bertambah kebijaksanaannya. Bukan malah sebaliknya.

"Seharusnya sudah bertambah umur ya semakin bijaksana, termasuk dalam berpolitik. Makanya biar sehat pikirannya kami akan kirim benda-benda itu," kata Agus.

Saat ditanya kapan dan ke mana benda-benda simbolis tersebut akan dikirimkan, lagi-lagi Agus hanya tersenyum. Dia mengatakan benda penuh harap tersebut secepatnya dan tentunya dikirimkan ke kediaman tokoh tersebut di Jogja.

Sementara itu, personel KOYOK Istimewa lainnya Agung Bondhok membenarkan saat diminta penegasan apakah tokoh politik berlamat di Jogja yang mereka maksud adalah Amien Rais. "Keliatannya iya," kata Agung Bondhok.

Selanjutnya peserta aksi membacakan pernyataan sikap dari KOYOK Istimewa yang berisi lima poin. Pertama, pernyataan elite politik tidak mendidik masyarakat dan masyarakat membutuhkan narasi politik konstruktif. Kedua, ujaran yang dilontarkan berpotensi memecah belah dan mengadu domba bangsa Indonesia.

"Ketiga, kami minta yang bersangkutan meminta maaf, introspeksi dan koreksi diri. Keempat kami mendoakan agar yang bersangkutan tetap sehat dan waras dengan dikirimnya tanda cinta kami [telur jawa dan lain-lain]," kata Agus Sunandar.

Pernyataan sikap ke lima adalah KOYOK Istimewa mengajak masyarakat untuk senantiasa merondai Indonesia agar tetap waras dan terjaga. Simbolisasi sikap ke lima ini dituangkan dalam tarian kentongan dengan aneka kostum termasuk barong dan pocong. "Artinya untuk mengajak seluruh masyarakat bersatu merondai persatuan Indonesia," kata Agus.

Seperti diketahui politikus senior Amien Rais belum lama ini melontarkan kalimat yang mendikotomikan partai di Indonesia menjadi dua. Yakni Partai Setan dan Partai Allah. Ucapan itu ia lontarkan saat bertausiah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Amien dalam tausiahnya mengatakan Partai Gerindra, PAN dan PKS ada untuk membela agama Allah. Sementara orang yang anti-Tuhan bernaung dalam partai besar yaitu partai setan.

Putra Amien Rais, Hanafi Rais, kepada media menyatakan ucapan ayahnya tersebut konteksnya untuk memberi tausiah. Ayahnya hanya menyampaikan Surat Almujadilah ayat 19 tentang setan (hizbusy shaitan) dan ayat 22 tentang partai Allah (hizbullah).

Anggota DPR Dapil DIY itu memastikan dakwa ayahnya sesuai konteks karena disampaikan saat tausiah subuh. Ia justru mempertanyakan di mana letak kesalahan ayahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 5 di Gunungkidul Terasa hingga Trenggalek

Gunungkidul
| Kamis, 28 Maret 2024, 21:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement